baca juga: Pemerintah Kebut Percepatan Transformasi Digital dengan Palapa Ring Integrasi |
"Setiap era memiliki tantangannya sendiri, yang harus siap kita atasi jika kita menginginkan hasil terbaik bagi masyarakat dan negara," kata Kepala Pendidikan UNICEF Indonesia Katheryn Bennett, dikutip dari Antara, Selasa, 1 November 2022.
Para peserta yang berusia antara 10-19 tahun, memamerkan inovasi yang mereka kembangkan dalam bentuk digital (aplikasi berbasis web, gim, dan aplikasi mobile) dan solusi nondigital untuk mengatasi berbagai masalah yang menjadi kepedulian mereka, termasuk pendidikan, kesehatan reproduksi, kesehatan mental, lingkungan, dan pariwisata.
Demo Day merupakan kegiatan penutup dari Innovation Challenge 2022: Program Generasi Terampil yang digagas oleh UNICEF dan Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa (Markoding) dengan dukungan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur.
"Membekali anak-anak dan remaja dengan keterampilan digital membantu mereka memecahkan masalah dengan teknologi mutakhir, dan memberikan pengalaman belajar yang interaktif serta menyenangkan. Ini adalah keterampilan penting yang dapat mereka gunakan untuk membantu menciptakan perubahan positif," kata Bennet.
"Dari pelatihan keterampilan, kami mengetahui lebih dari 70 persen peserta yang mengikuti sejak awal dan berhasil mengikuti bootcamp adalah perempuan. Berlawanan dengan stigma, hal ini membuktikan ketika diberi akses dan kesempatan untuk mengembangkan diri, anak perempuan memiliki potensi yang sama dengan anak laki-laki untuk belajar dan mengembangkan keterampilan terkait inovasi dan teknologi," kata pendiri Markoding, Amanda Simandjuntak.
Innovation Challenge dirancang sebagai respons dari penelitian UNICEF Indonesia dan mitra lainnya yang menemukan kesenjangan besar dalam pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan keterampilan komunikasi remaja. Kesenjangan ini diperburuk dengan hilangnya pembelajaran skala besar yang dialami oleh jutaan anak dan remaja akibat pandemi.
Program ini memberikan pelatihan dan pendampingan untuk membantu membekali remaja dari sekolah menengah formal, sekolah kejuruan, sekolah agama dan pusat pembelajaran berbasis masyarakat dengan keterampilan abad ke-21 yang sangat penting bagi dunia kerja. Mereka juga terlibat dalam serangkaian lokakarya persiapan karier.
Melalui serangkaian tantangan dan pendampingan intensif, para peserta mendiskusikan berbagai masalah sosial dan bekerja sama untuk memikirkan solusi inovatif melalui sarana digital dan nondigital. Tim terbaik maju ke bootcamp intensif di mana mereka mengubah ide mereka menjadi prototipe nyata, dan kemudian mendemonstrasikan solusi mereka di Demo Day.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News