Aset kripto. Foto : AFP.
Aset kripto. Foto : AFP.

Pasar Kripto Masih Lesu, Kapan Bisa Bangkit Lagi?

Arif Wicaksono • 08 Agustus 2024 11:10
Jakarta: Pasar kripto dalam satu pekan terakhir mengalami penurunan harga yang cukup signifikan. Penurunan yang terjadi disinyalir merupakan akibat dari beberapa faktor di antaranya seperti kekhawatiran resesi di Amerika Serikat (AS) pasca rilis data sektor ketenagakerjaan pekan lalu.
 
baca juga:  Jamin Ekosistem Investasi Aset Kripto, 2 Anggota CFX Dapat Lisensi Penuh

Melansir CoinMarketCap, pada Senin, 5 Agustus 2024, Bitcoin merosot lebih dari 15 persen dan menyentuh level USD49.700 per keping dari level USD59.500 per keping.
 
Ethereum terkoreksi lebih dalam ke level USD2.200 dari USD2.760 per keping. Pada Selasa, 6 Agustus 2024, recovery mulai terlihat dengan Bitcoin kembali ke level USD56.669 per keping dan Ethereum ke USD2.500 per keping.
 
Merespon kondisi tersebut, Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin menyatakan laju penurunan harga bitcoin di bawah USD60 robu ini tergolong cepat, sebab dalam kurun waktu sekitar 24 jam, Bitcoin telah turun lebih dari 15 persen dengan level terendah USD49.000 per keping.

“Penurunan pada tingkat tersebut untuk Bitcoin sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar bukan merupakan sesuatu yang sering terjadi, sehingga menarik untuk dicermati dan dianalisis lebih lanjut,” ungkap Fahmi dikutip, Kamis, 8 Agustus 2024.
 
Indeks Fear & Greed yang mengukur sentimen pasar berdasarkan data volatilitas, market momentum, dan sosial media, menunjukkan area extreme fear di angka 17 yang terakhir kali terjadi pada Juli 2022 lalu.
 
“Situasi extreme fear menurut indikator ini dapat dikatakan merupakan salah satu waktu terbaik untuk melakukan pembelian aset kripto di pasar. Investor dapat mengoptimalkan kondisi ini untuk membeli Bitcoin di harga yang relatif lebih rendah dari beberapa bulan sebelum penurunan drastis terjadi,” imbuhnya.
 
Dia menuturkan investor Bitcoin dari pasar modal AS juga tidak terlihat mengambil reaksi besar atas koreksi yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dari angka netflow ETF Bitcoin dan Ethereum spot yang tidak terlihat mengalami penarikan dana pada level yang tidak biasa.
 
"ETF Ethereum spot bahkan membukukan netflow positif sebesar USD48,8 juta pada perdagangan hari Senin lalu,” jelas Fahmi.

Potensi pergerakan blllitcoin Kedepannya

Optimisme para penambang Bitcoin (miner) pun masih terbilang relatif tinggi di mana hanya terjadi sedikit penurunan hash rate yang merupakan fluktuasi normal dan tidak mensinyalir adanya aksi pemberhentian operasi penambangan oleh para miner.
 
“Hal ini berbeda dengan penurunan hash rate yang cukup signifikan pada 23 Juni lalu yang kemudian diikuti penurunan harga lanjutan Bitcoin dari level USD64.000 per keping ke USD59.000 per keping pada 25 Juni dan USD54.000 per keping pada 5 Juli. Dengan optimisme tersebut, membaiknya performa Bitcoin masih terbuka,” lanjut Fahmi.
 
Dengan tren bullish yang terlihat mampu bertahan terlepas dari tekanan jual yang ada di pasar, periode Agustus-September mungkin akan menjadi periode akumulasi oleh sebagian investor untuk bersiap menghadapi reli utama pada fase bullish kripto yang berpotensi terjadi pasca perubahan arah kebijakan suku bunga The Fed.
 
“Namun perlu dicatat apabila suku bunga diturunkan disaat inflasi AS masih belum cukup berhasil ditekan, terdapat kemungkinan kembali ditahannya suku bunga khususnya apabila inflasi kembali naik. Terjadinya hal itu mungkin akan menghambat reli yang akan berlangsung,” kata Fahmi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan