CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, salah satu penyebab kenaikan harga bitcoin ini karena adanya optimisme atas persetujuan Pengadilan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) terhadap perdagangan bursa (ETF) bitcoin.
"Disetujuinya ETF bitcoin ini memang sangat mempengaruhi pergerakan bitcoin dan harga aset kripto lainnya. ETF bitcoin juga dapat melahirkan arus modal baru ke kripto market yang dapat meningkatkan permintaan dari para investor ataupun trader. Hal inilah yang mendorong kenaikan harga bitcoin dan aset kripto lainnya," jelas Oscar dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 24 Oktober 2023.
Selain dapat mendorong kenaikan harga, Oscar juga menyebutkan adanya ETF bitcoin juga dapat mendorong reputasi aset kripto. Ini karena dampak dari ETF bitcoin dapat bertahan lama. "Salah satunya yaitu volatilitas yang lebih stabil dan berkelanjutan," ucap dia.
Selain karena prediksi akan disetujuinya ETF bitcoin oleh SEC, penyebab lain kenaikan harga bitcoin adalah adanya halving day yang diprediksi akan terjadi pada tahun depan. Halving bitcoin berpengaruh terhadap penawaran dan permintaan bitcoin yang akan berdampak terhadap harga jual beli.
"Jika mengurangi reward blok, halving akan membatasi jumlah bitcoin baru yang masuk ke pasar. Pada saat pasokan baru berkurang dan permintaan tetap tinggi bahkan meningkat, hal ini akan mendorong kenaikan harga bitcoin," jelas Oscar.
Terlebih, bitcoin hanya diciptakan sebanyak 21 juta keping di dunia yang membuat bitcoin langka dan diminati banyak orang. Jika satu bitcoin setara kurang lebih Rp500 juta, artinya dengan memiliki dua BTC, orang tersebut sudah memiliki Rp1 miliar.
"Tentunya hal ini sangat menguntungkan bagi para member kami yang menyimpan bitcoin. Terlebih tahun depan akan terjadi halving day, dimana harganya menurut para praktisi kripto diperkirakan akan melebihi harga saat ini," papar Oscar.
Baca juga: Bitcoin Tetap Jadi Aset Unggulan Kripto |
Investasi rutin
Maka dari itu, Oscar menyarankan agar para investor atau trader melakukan investasi secara disiplin dan rutin dengan teknik cicil dollar cost averaging (DCA). Fitur ini juga terdapat pada Indodax
"Indodax memiliki fitur baru untuk membantu para investor untuk berinvestasi dengan teknik dollar cost averaging (DCA) yang diberi nama fitur investasi rutin. Fitur ini memungkinkan para investor untuk berinvestasi secara rutin setiap bulannya dengan jumlah yang sama," kata dia.
Oscar juga menjelaskan teknik dollar cost averaging (DCA) akan membantu investor untuk membeli aset kripto potensial secara berkala, sehingga menciptakan konsep investasi yang konsisten dan sehat setiap bulannya.
Terlebih saat ini, menurut data Bappebti, jumlah total investor kripto di Indonesia sudah mencapai 17,91 juta orang. "Dengan berinvestasi menggunakan teknik DCA ini, saya percaya dapat menstimulasi investor-investor kripto baru untuk mulai berinvestasi," tutup Oscar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News