Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar jadi tamu kehormatan di KBRI Seoul dan Korean Financial Supervisory Services (FSS). Foto: dok KBRI Seoul.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar jadi tamu kehormatan di KBRI Seoul dan Korean Financial Supervisory Services (FSS). Foto: dok KBRI Seoul.

Pecah Telor! Indonesia-Korsel Kongsi Ekonomi Digital di Era Presidensi G20

Ade Hapsari Lestarini • 22 Februari 2023 10:24
Jakarta: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul giat menjajaki kerja sama antara pelaku industri digital antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel). Termasuk melakukan business matchmaking, khususnya di bidang yang menjadi perhatian dan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia.
 
Hal tersebut dilakukan guna mendukung transformasi digital Indonesia yang telah dicanangkan oleh Pemerintah serta sejalan dengan salah satu tema utama yang diusung Presidensi Indonesia pada G20.
 
Duta Besar RI untuk Korea, Gandi Sulistiyanto mengatakan kerja sama ini menandai kesepakatan business-to-business sektor ekonomi digital pertama antara Indonesia dan Korsel pada era Presidensi Indonesia di G20.

"Pecah telur merupakan istilah yang tepat untuk menandai peristiwa hari ini," ujar Gandi, setelah menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara Sinar Mas Land dan Reco Inc, di Seoul, dikutip Rabu, 22 Februari 2023.
 
Penandatanganan MoU tersebut merupakan hasil konkrit kerja sama di bidang ekonomi digital antara Indonesia-Korsel yang dapat membuka pintu untuk kerja sama berikutnya. Bidang penanganan limbah dipilih karena merupakan salah satu isu yang krusial bagi Indonesia saat ini.
 
Baca juga: Nilai Dagang RI-Korsel Dinilai Masih Kurang Banyak, Dubes Gandhi: Masa Kalah dari Malaysia?

Kerja sama Sinar Mas Land dan Reco Inc

CEO Sinar Mas Land Michael Widjaja mengatakan pandemi tidak menjadi penghalang untuk merampungkan perjanjian yang penting bagi Indonesia dan Korsel tersebut. Ditegaskannya, nota kesepahaman dibahas melalui pertemuan daring dalam waktu yang tidak terlalu lama.
 
Oleh karena itu, rampungnya nota kesepahaman menunjukkan sinergi yang baik antara pemerintah dan bisnis, dan KBRI Seoul telah memfasilitasi perundingan business-to-business dimaksud dari awal hingga ditandatanganinya nota kesepahaman.
 
"Sebagai startup Korsel yang fokus pada penanganan limbah, kami bangga dapat bekerja sama dengan perusahaan sekaliber Sinar Mas yang sarat pengalaman," tegas CEO Reco Inc Keunho Kim.
 
Reco Inc yang merupakan singkatan dari Resource Connector adalah perusahaan pendiri startup bernama Up Box. Di Korsel, Up Box merupakan penyedia jasa manajemen limbah yang fokus pada transportasi limbah hingga proses daur ulang. Sebanyak 1.200 klien di Korsel tercatat telah menggunakan jasa Up Box.
 
Menyadari pentingnya penguatan kerja sama antara Indonesia-Korsel di bidang ekonomi digital dan startup, sejak mulai bertugas di awal Januari 2022, Dubes Gandi Sulistiyanto membentuk Fungsi Ekonomi Kreatif dan Digital serta Percepatan Startup di KBRI Seoul.
 
Fungsi tersebut ditujukan untuk merancang area kerja sama antar pelaku ekonomi digital serta mengakselerasi kolaborasi antar startup Indonesia-Korsel.
 
Baca juga: Kemitraan RI-Korsel Masuki Tahun ke-50, 3 Hal Ini Perkuat Hubungan Kedua Negara

Pertemuan bisnis Indonesia-Korsel

Pada 20 Februari 2023, KBRI Seoul dan Korean Financial Supervisory Services (FSS), didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia dan Bank Negara Indonesia (BNI) Seoul, bersama-sama menyelenggarakan forum bisnis dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Korea dengan tajuk "Developing Closer Friendship and Stronger Partnership through Enhanced Financial Cooperation".
 
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar hadir dalam acara tersebut sebagai tamu kehormatan dan keynote speaker. Forum tersebut diadakan di Seoul Dragon City Convention dan dihadiri oleh sekitar 100 tamu yang terdiri dari para pemimpin dan perwakilan dari lembaga keuangan Korea, termasuk bank, perusahaan manajemen aset, perusahaan asuransi, dan perusahaan sekuritas yang banyak di antaranya telah beroperasi di Indonesia.
 
Dalam forum tersebut, Mahendra memaparkan beberapa prioritas kebijakan OJK pada 2023. Prioritas kebijakan tersebut antara lain penguatan layanan jasa keuangan melalui pengaturan, pengawasan, edukasi, dan perlindungan konsumen.
 
"Pertumbuhan ekonomi harus diupayakan dengan mengoptimalkan peran sektor keuangan," ujar Mahendra Siregar.
 
Prioritas lainnya adalah peningkatan layanan dan penguatan kapasitas OJK melalui percepatan proses perizinan yang terintegrasi dan peningkatan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan. Dia juga menyoroti pendekatan yang dilakukan OJK untuk memastikan terciptanya pembiayaan yang berkelanjutan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
 
"Sektor regulasi keuangan harus berperan penting dalam memberikan insentif dan dukungan finansial terhadap upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri mainstream, seperti nikel, untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik bertenaga baterai," katanya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan