baca juga: Pedagang Tradisional Harus Melek Digital |
Profesi ini semakin meningkat dengan usaha perusahaan melakukan efisiensi. Hal ini karena seorang virtual assistant tidak memerlukan ruang kantor khusus seperti asisten tradisional. Sehingga, perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang untuk memperluas ruang kantor. Virtual assistant dapat melakukan tugas-tugas tertentu yang diminta oleh perusahaan atau klien individu untuk mendukung operasi bisnis mereka.
CEO SGB VA Tania Gromenko menyatakan perubahan pola kerja yang memungkinkan kerja remote telah memperluas peran yang dapat diberikan kepada virtual assistant. Singkatnya, virtual assistant adalah seseorang yang memberikan layanan administratif dan dukungan bisnis kepada individu atau perusahaan dari jarak jauh.
"Saat ini, virtual assistant dapat menjalankan berbagai peran, mulai dari menjadi asisten pribadi, melakukan entry data, mengelola media sosial, melayani pelanggan, mengelola email, melakukan penjadwalan dan masih banyak lagi." jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu, 15 Mei 2024.
Tania juga menambahkan, menjalankan profesi virtual assistant kian menarik bagi mereka yang membutuhkan keleluasaan dalam mengelola waktu.
"Seperti yang kita ketahui bersama, ada banyak orang yang membutuhkan fleksibilitas waktu dalam melakukan pekerjaan mereka. Tidak jarang kita bisa menemukan virtual assistant dengan klien yang berasal dari negara berbeda. Melihat supply dan demand yang tersedia saat ini, SGB VA hadir untuk bisa menyediakan virtual assistant berkualitas.” jelas dia.
Dia menjelaskan SGB VA hadir untuk memberi pengetahuan dan membekali talenta dengan keterampilan yang diperlukan untuk berhasil dalam profesi ini. Dengan demikian, virtual assistant dapat melayani klien dari berbagai negara di dunia dari jarak jauh.
"Kami telah meluluskan 18 angkatan kursus kami dan memiliki lebih dari 10,000 peserta online. Besarnya populasi dan banyaknya individu berbakat yang siap bekerja di Indonesia menjadikan profesi ini cocok dengan kebutuhan kerja para profesional di tanah air,” tutup Tania.
Dia mengatakan virtual assistant ada yang berstatus sebagai freelance, berpindah kontrak dari perusahaan ke perusahaan lain. Dia menekankan profesi ini menarik bagi para talenta berkualitas yang membutuhkan fleksibilitas.
"Perusahaan-perusahaan semakin tertarik dengan peran virtual assistant karena dinilai lebih efektif dan efisien," tegas dia.
Perkembangan digitalisasi
Berdasarkan laporan e-Conomy SEA Report 2023 yang dirilis oleh Google, gross merchandise value (GMV) ekonomi digital Indonesia pada 2023 mencapai USD82 miliar, dan diproyeksikan akan tumbuh hingga USD109 miliar pada 2025 dan mencapai USD360 miliar pada 2030. E-commerce, layanan transportasi dan pengantaran makanan online, media online, dan jasa pariwisata online (online travel agent/OTA) menjadi kontributor ekonomi digital.Dalam empat tahun terakhir, temuan EV-DCI menunjukkan kesenjangan daya saing digital di Indonesia konsisten menurun. Hal ini merujuk pada meningkatnya skor median indeks. Pada tahun 2020 EV-DCI mencatat skor median indeks sebesar 27,9. Angka tersebut terus naik pada 2021 menjadi 32,1, 35,2 pada 2022 dan 38,5 pada 2023. Peningkatan skor median menunjukkan perbaikan daya saing digital di provinsi peringkat menengah dan bawah.
Pengembangan infrastruktur yang dilakukan pemerintah, seperti misalnya, pembangunan infrastruktur terkait seperti pembangunan BTS 4G dan 5G, peluncuran satelit SATRIA-1, proyek Palapa Ring, serta pembangunan jaringan serat optik nasional, memegang peran penting dalam mewujudkan daya saing digital Indonesia yang merata. Penggagasan dan penerapan program pendukung adopsi dan literasi digital seperti UMKM go-digital, dan insentif startup turut memegang peran penting dalam mendukung ekonomi digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id