"Melalui survei ini, kami ingin melihat perkembangan peta persaingan e-commerce yang semakin menarik menjelang bulan Ramadan 2023, periode aktivitas belanja online cenderung sangat tinggi. Dalam dua tahun terakhir, tren belanja online juga terus berkembang, mulai dari faktor yang dicari saat berbelanja online, pilihan promo yang dimanfaatkan hingga berbagai cara baru atau fitur yang muncul untuk melengkapi pengalaman berbelanja," ujar Director Snapcart Indonesia Astrid Wiliandry, dalam hasil risetnya, Jumat, 17 Maret 2023.
Melihat hal tersebut, terutama dengan kondisi yang berbeda, tentunya berpengaruh terhadap perilaku belanja masyarakat dalam memenuhi kebutuhan Ramadan hingga persiapan Lebaran nanti. Pada survei ini, terdapat empat indikator utama yang dapat menggambarkan persebaran preferensi konsumen dalam memilih platform e-commerce untuk berbelanja online pada tiga bulan terakhir.
Siapa peringkat pertama?
Adapun di antara pemain e-commerce di Indonesia, Shopee, Tokopedia, Lazada, dan TikTok Shop, berdasarkan hasil survei Shopee menduduki peringkat pertama pada empat indikator utama. Adapun indikatornya antara lain adalah:- Berdasarkan indikator Brand Use Most Often (BUMO) atau merek yang paling sering digunakan, (61 persen) responden memilih Shopee, disusul dengan Tokopedia (22 persen), TikTok Shop (sembilan persen), dan Lazada (tujuh persen).
- Untuk indikator merek yang paling pertama diingat atau Top Of Mind, Shopee unggul di peringkat pertama dengan angka 70 persen, diikuti oleh Tokopedia (22 persen), Lazada (lima persen), dan TikTok Shop (dua persen).
- Untuk indikator pangsa pasar jumlah transaksi (share of order), Shopee mencatatkan pangsa pasar jumlah transaksi tertinggi dalam tiga bulan transaksi, yakni 51 persen, diikuti dengan Tokopedia (22 persen), TikTok Shop (11 persen), dan Lazada (delapan persen).
- Pada indikator pangsa pasar nilai transaksi, Shopee menduduki peringkat pertama yang mencatatkan pangsa pasar nilai transaksi terbesar, yaitu 46 persen. Peringkat kedua disusul oleh Tokopedia (26 persen), TikTok Shop (10 persen), dan Lazada (tujuh persen).
Baca juga: Luar Biasa! Dalam 2 Tahun, UMKM Masuk Marketplace Lebih dari 13 Juta |
Tren perilaku jelang Ramadan
Mengacu pada hasil riset ini, 98 persen responden tertarik untuk berbelanja online guna memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadan. Momentum yang berlangsung kurang lebih satu bulan ini, menjadi ruang e-commerce untuk berlomba, ditambah dengan antusiasme masyarakat yang semakin tinggi dengan situasi Lebaran pascapandemi.Pada survei yang dilakukan pada tiga bulan terakhir, empat faktor pertimbangan responden untuk memilih platform e-commerce berbelanja online selama bulan Ramadan ialah Gratis Ongkir (71 persen), Menyediakan Metode Pembayaran COD (37 persen), Program Ramadan yang Menarik (36 persen), dan Keseruan Livestream dengan Penjual (16 persen).
Gratis ongkir jadi daya tarik utama
Gratis ongkir kerap menjadi bagian dari strategi para pemain e-commerce untuk menarik minat masyarakat berbelanja online. Kemudahan yang ditawarkan, menarik minat masyarakat yang tinggi, khususnya bagi masyarakat yang berasal dari daerah. Survei ini mengungkap, dari beragam promo yang ditawarkan e-commerce selama bulan Ramadan, 85 persen responden memilih gratis ongkir sebagai promosi yang paling dicari untuk Ramadan nanti, diikuti dengan voucher diskon atau potongan harga (75 persen), cashback (68 persen), flash sale (65 persen), dan keseruan hadiah (31 persen).Shopee menduduki posisi pertama sebagai e-commerce yang menawarkan promo gratis ongkir terbaik (62 persen), memimpin jauh dari Tokopedia (20 persen), TikTok Shop (sembilan persen), dan Lazada (enam persen). "Penawaran menarik khususnya gratis ongkir sepertinya akan selalu menjadi salah satu kunci daya tarik utama pada setiap program, khususnya di bulan Ramadan. Keunggulan Shopee dalam indikator ini dapat memperkuat posisinya sebagai destinasi belanja online yang akan dimanfaatkan masyarakat saat Ramadan nanti," jelas Astrid.

Belanja online lebih mudah dengan metode COD
Metode pembayaran yang beragam juga menjadi salah satu faktor pertimbangan yang utama saat berbelanja online. Selain transfer bank dan dompet digital, Cash on Delivery (COD) masih menjadi salah satu metode pembayaran yang menarik banyak minat konsumen. Salah satu alasannya adalah metode pembayaran ini memberikan akses bagi mereka yang ingin berbelanja online tetapi tidak memiliki rekening bank ataupun kartu kredit.Mengacu pada hasil survei ini, Shopee merupakan platform belanja online dengan metode pembayaran COD terbaik (60 persen), jauh unggul dari kompetitor terdekatnya yaitu Tokopedia (17 persen), TikTok Shop (12 persen), dan Lazada (sembilan persen).
Program afiliasi buka kesempatan tambah pendapatan
Tren yang sedang marak beberapa waktu terakhir ini adalah program affiliates (afiliasi). Peluang dan kemudahan yang ditawarkan menjadikan program atau strategi marketing ini berkembang dengan sangat pesat. E-commerce yang merupakan perpanjangan tangan, turut mengambil peran dan berlomba-lomba menghadirkan program afiliasi. Bukan hanya untuk memberikan keuntungan bagi penjualan produk dan pelaku usaha, tetapi juga melahirkan sebuah peluang baru.Momentum seperti Ramadan dengan beragam kebutuhan dan tingginya antusiasme untuk memenuhi kebutuhan menjadi ladang kesempatan untuk para affiliate unjuk gigi. Ranah ini pun menjadi ruang bagi para pemain e-commerce untuk meningkatkan daya tarik. Mulai dari pemberian komisi yang kompetitif hingga keunggulan program yang diberikan. Utamanya, komisi merupakan faktor utama yang diperhatikan. Melalui survei ini terungkap Shopee Affiliate menawarkan program afiliasi dengan komisi terbesar (57 persen), memimpin jauh dari Tokopedia affiliate pada urutan kedua (18 persen), diikuti oleh TikTok affiliate (16 persen), dan Lazada affiliate (lima persen).
Baca juga: Jelang Ramadan, Transaksi Ini Paling Banyak Diburu di E-Commerce |
Fitur inovatif
Kecenderungan perilaku belanja bukan hanya berubah didasari oleh perkembangan teknologi, tetapi juga berdasarkan momentum yang berlangsung. Berbeda dengan hari biasa, hasil survei menunjukkan 33 persen responden lebih memilih untuk berbelanja di malam hari setelah berbuka puasa (antara pukul 18.00-24.00), diikuti oleh 23 persen responden yang menjadikan belanja sebagai pengisi waktu luang saat ngabuburit (16.00-18.00), 21 persen mengaku lebih suka berbelanja di siang hari (pukul 12.30-15.00), 14 persen memanfaatkan waktu setelah sahur sambil menunggu subuh (03.00-06:00), dan delapan persen berbelanja di pagi hari (09.00-11.00)."Melihat kecenderungan preferensi yang bergeser, para pemain e-commerce semakin gigih menghadirkan fitur-fitur interaktif yang dapat menemani selama Ramadan. Mulai dari menghadirkan fitur live streaming, yang memberikan akses pada pengguna untuk berinteraksi secara proaktif dengan penjual hingga konten video pendek yang kreatif," paparnya.
E-commerce pilihan jelang Ramadan
Data-data di atas menunjukkan Shopee menjadi unggulan pada aspek-aspek yang diproyeksi menjadi faktor pertimbangan utama saat berbelanja online pada Ramadan. Hal ini didukung dengan hasil survei, dengan Shopee menduduki peringkat pertama sebagai e-commerce yang paling sering digunakan untuk berbelanja persiapan dan kebutuhan selama bulan Ramadan (65 persen). Memimpin jauh dari posisi kedua yaitu Tokopedia (21 persen), diikuti oleh TikTok Shop (tujuh persen), dan Lazada (lima persen).
"Melihat kebutuhan Ramadan yang beragam serta situasi yang berbeda, kami memprediksi Ramadan tahun ini masyarakat akan menjadi lebih kritis dalam berbelanja online. Selain karena semakin beragam program yang dihadirkan, tetapi juga perilaku belanja yang turut berubah. Seperti keinginan tambahan faktor untuk meningkatkan pengalaman belanja. Akan tetapi tetap saja dari paparan data di atas, bahwa dasar utama pengalaman belanja seperti kenyamanan dan keamanan juga masih mengambil peranan penting," pungkas Astrid.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
"Melihat kebutuhan Ramadan yang beragam serta situasi yang berbeda, kami memprediksi Ramadan tahun ini masyarakat akan menjadi lebih kritis dalam berbelanja online. Selain karena semakin beragam program yang dihadirkan, tetapi juga perilaku belanja yang turut berubah. Seperti keinginan tambahan faktor untuk meningkatkan pengalaman belanja. Akan tetapi tetap saja dari paparan data di atas, bahwa dasar utama pengalaman belanja seperti kenyamanan dan keamanan juga masih mengambil peranan penting," pungkas Astrid.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News