Berbagai kasus terbaru justru memperlihatkan bahwa ancaman bisa muncul dari lingkungan terdekat seperti keluarga, kerabat, teman, bahkan pasangan. Situasi ini menandai perubahan penting dalam cara masyarakat menjaga keamanan finansial.
| Baca juga: Kenali, Ini 10 Jenis-jenis Penipuan Online! Jangan Sampai Kena Tipu |
Selama ini, skor kredit sering dianggap hanya berkaitan dengan kedisiplinan membayar tagihan. Padahal, kondisi skor kredit juga sangat dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menjaga kerahasiaan identitas dan akses finansialnya. Ketika KTP, kode OTP, akun paylater, atau mobile banking dipinjamkan atas dasar rasa percaya, kasihan, atau sungkan, risiko kerusakan reputasi finansial ikut meningkat.
Jika identitas tersebut disalahgunakan dan berujung tunggakan, riwayat kredit pemilik data tercatat sebagai pihak yang bermasalah. Dampaknya bisa panjang seperti sulit mengajukan KPR, akses kredit terbatas, hingga hambatan mengurus pembiayaan di kemudian hari.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat peningkatan kasus penipuan dan aktivitas keuangan ilegal sepanjang 2025. Pemerintah dan OJK sejak Agustus telah menggulirkan Kampanye Nasional Berantas Scam dan Aktivitas Keuangan Ilegal untuk memperkuat perlindungan publik. Upaya ini kembali ditekankan dalam FGD Penguatan Pemberantasan Scam yang digelar Satgas PASTI pada Oktober lalu.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyebut pentingnya kolaborasi antara regulator, aparat penegak hukum, industri jasa keuangan, dan platform edukasi. Menurutnya, pendekatan terpadu dibutuhkan mengingat pola penipuan terus berevolusi.
Deteksi Aktivitas Tidak Wajar
Di tengah meningkatnya risiko kejahatan finansial, pemantauan skor kredit menjadi semakin relevan. Aplikasi seperti SkorKu memungkinkan pengguna melihat perubahan skor secara rutin, memeriksa riwayat kredit, dan mengenali indikasi awal bila ada aktivitas yang tidak pernah mereka ajukan.SkorKu menegaskan menjaga skor kredit tidak cukup dengan membayar tepat waktu. Pemilik data harus memastikan identitasnya tidak mudah diakses atau dipinjamkan, termasuk larangan berbagi OTP, memfoto KTP secara sembarangan, atau memberikan izin penggunaan akun digital kepada pihak lain, sekalipun orang terdekat.
Head of Consumer Business CBI, Nora Asteria, menyebut penipuan kerap berhasil karena pelaku memanfaatkan kondisi emosional korban. “Rasa takut, panik, kasihan, bahkan euforia seperti iming-iming hadiah sering membuat orang lengah. Banyak yang tidak menyadari bahwa meminjamkan ponsel, akun, atau identitas pribadi berarti membuka pintu ke akses finansial yang sangat sensitif,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa konsekuensi dari tindakan impulsif tersebut selalu kembali kepada pemilik data. Bila terjadi kredit macet, risiko finansial dan tanggung jawab hukum ditanggung oleh pemilik identitas, bukan pihak yang menggunakan datanya. Karenanya, literasi finansial perlu mencakup pemahaman baru tentang batas-batas privasi dalam keluarga dan pertemanan.
Proteksi Tidak Bisa Hanya Mengandalkan Regulator
Meski pemerintah telah memperkuat perlindungan melalui Satgas PASTI, keamanan identitas tetap bergantung pada kewaspadaan individu. Skor kredit dan data pribadi kini dipandang sebagai aset berharga yang menentukan kepercayaan lembaga pemberi pinjaman.SkorKu hadir sebagai alat bantu pemantauan mandiri agar masyarakat dapat menjaga reputasi finansialnya secara berkelanjutan. Dengan memahami jejak kredit dan perubahannya, pengguna bisa mengetahui posisi finansialnya sekaligus mengantisipasi penyalahgunaan identitas lebih dini.
Keamanan data keuangan kini bukan sekadar urusan teknis, tetapi berkaitan dengan masa depan seseorang. Dalam era maraknya penipuan digital dan penyalahgunaan identitas, menjaga nama baik finansial menjadi bentuk tanggung jawab pribadi.
Skor kredit mencerminkan perjalanan seseorang dalam mengelola utang dan membangun kepercayaan. Sejalan dengan pesan SkorKu, Your Score. Your Story. Your Next Step., riwayat kredit yang sehat membantu masyarakat merencanakan langkah finansial berikutnya dengan lebih aman dan matang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id