Digitalisasi. Foto: Medcom.
Digitalisasi. Foto: Medcom.

Digitalisasi Sebabkan Pemuda Tertarik Terjun di Bisnis Pertanian

Antara • 26 September 2022 19:58
Jakarta: Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Eliza Mardian menilai upaya digitalisasi yang dilakukan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait akan meningkatkan minat masyarakat khususnya kalangan pemuda, terjun di bisnis pertanian.
 
baca juga: Transformasi Digital di Indonesia Dorong Pertumbuhan Permintaan Layanan Pusat Data

Eliza mengatakan sistem digitalisasi perlu disediakan di seluruh daerah, sehingga memudahkan pengembangan usaha baru oleh kalangan pemuda yang lebih mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
 
"Setiap desa perlu dibangun pusat distribusi komoditas terpadu yang berfungsi sebagai penghimpun produk yang didukung dengan sistem informasi ketersediaan lahan sewa dan tenaga kerja," katanya dikutip dari Antara, Senin, 26 September 2022.
 
Eliza menambahkan skema insentif dan tata kelola yang terus diperbaiki oleh pemerintah juga menjadi katalis untuk mendorong minat kalangan pemuda untuk terjun ke bisnis pertanian.

Akan tetapi, dia mengingatkan kepada pemerintah untuk menyediakan fasilitas informasi yang memadai di seluruh daerah, mulai dari ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan lahan, hingga distribusi pupuk.
 
"Jika setiap desa memiliki sistem ini, maka harga jual produk pertanian akan relatif stabil, karena anak muda ini kesulitan informasi," ujarnya.
 
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor pertanian berkontribusi hingga 12,98 persen terhadap pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan kedua pada tahun ini.
 
Selama tiga tahun terakhir atau sejak pandemi covid-19, pertanian menjadi bantalan ekonomi yang tumbuh positif dibandingkan dengan sektor lainnya.
 
Strategi pemerintah dengan berfokus pada pengendalian inflasi pangan melalui pembentukan satuan tugas khusus hingga memberikan subsidi untuk transportasi juga dinilai bakal memacu geliat di sektor ini.
 
Pemerintah juga terus berupaya memperbaiki tata kelola pupuk bersubsidi melalui digitalisasi penebusan yang diinisiasi oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) dengan Bali sebagai wilayah proyek percontohan pertama.
 
Terlebih, digitalisasi yang dibangun pemerintah dalam mendistribusikan pupuk bersubsidi juga cukup menjaga ketahanan sektor pertanian.
 
Sebelumnya, PT Pupuk Indonesia (Persero) telah mengimplementasikan aplikasi Retail Management System (RMS) atau Rekan, yang mempermudah dan mempercepat kios dalam memproses penjualan pupuk, baik retail, komersial, maupun bersubsidi.
 
Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia Panji Winanteya Ruky mengatakan Rekan dapat membantu kios dalam memonitor penjualan atau memberikan efisiensi pada urusan pencatatan data transaksi. Bahkan, sistem digital ini mampu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyaluran pupuk.
 
"Aplikasi Rekan akan memudahkan petani memenuhi kebutuhan pupuknya sehingga diharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas hasil tani guna mendukung program ketahanan pangan," katanya.
 
Sampai April 2022, tercatat sebanyak 1.261 kios telah bertransaksi menggunakan Rekan, sementara jumlah kios yang memasang Rekan ada 4.975 unit dari target 5.000 kios pada 2022.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan