Kecerdasan buatan. Foto: Medcom.id.
Kecerdasan buatan. Foto: Medcom.id.

Industri Kesehatan Tertarik Investasi pada Kecerdasan Buatan

Arif Wicaksono • 04 November 2023 14:55
Jakarta: Pelaku Industri kesehatan tertarik berinvestasi pada kecerdasan buatan (AI). Kecerdasan buatan bisa menjadi solusi terhadap inefisiensi yang dirasakan rumah sakit terhadap upaya penanganan pasien.
 
Menurut laporan Future Health Index Indonesia 2023, para pemimpin layanan kesehatan di Indonesia mempunyai keinginan untuk menggunakan AI. Bahkan pelaku industri layanan kesehatan saat ini berinvestasi pada setidaknya satu teknologi AI. 76 persen pelaku kesehatan berencana untuk berinvestasi pada AI dalam 3 tahun ke depan.
 
baca juga: 'Ride On' Teknologi, Kreativitas Tak Akan Tergantikan AI

Hal ini disambut baik oleh tenaga kesehatan. Profesi kesehatan muda ingin rumah sakit memanfaatkan AI (33 persen) dan menjadi yang terdepan dalam pemberian layanan yang terhubung (29 persen). Mereka melihat bahwa pemanfaatan Chatbot dalam pertanyaan dasar medis akan meningkatkan kepuasan kerja mereka (33 persen), lebih tinggi dari rata-rata global (24 persen).
 
Senior Vice President and Managing Director untuk Philips Asia Pasifik (APAC) Peter Quinlan mengatakan menggunakan AI akan mendukung  efisiensi operasional untuk mengoptimalkan alur kerja/sumber daya, membebaskan fokus pada perawatan pasien.

"AI bisa tingkatkan keunggulan klinis menggunakan teknologi inovatif dan wawasan berbasis data untuk mendorong keunggulan dalam hasil dan efisiensi klinis.  Bisa menghemat kerja staf sampai dengan 40 persen dari kerja biasa dengan mengurangi staff melakukan hal-hal yang tidak perlu dengan bantuan dari kecerdasan buatan dan big data," kata dia dalam keteranganya, Sabtu, 4 November 2023.
 
Dia mengatakan penggunaan AI dalam rumah sakit dilakukan untuk menghasilkan pelaksanaan smart hopsital. Konsep ini sudah digunakan dengan beberapa tempat seperti yang terkenal seperti East Metropolitan Health Service (Australia), Yongin Severance Hospital (Korsel) dan Mandaya Royal Hospital Puri (Indonesia).  
 
"Penyedia layanan kesehatan menghadapi kebutuhan mendesak untuk mengurangi inefisiensi dan biaya alur kerja. Inefisiensi seperti ini membebani sumber daya layanan kesehatan yang sudah terbatas dan berdampak pada pemberian layanan berkualitas kepada mereka yang paling membutuhkan," tegas dia.
 
Ai akan meningkatkan pengalaman pasien setelah kunjungan ke rumah sakit, menciptakan lingkungan penyembuhan yang kondusif serta mendorong kemampuan inovasi dan transformasi budaya untuk mempertahankan inovasi digital dan menciptakan budaya perbaikan berkelanjutan dan kemitraan multi-level, yaitu penyedia teknologi kesehatan, pemerintah, dan mitra lainnya adalah kuncinya.
 
"Yang terpenting, agar semua hal ini benar-benar berkelanjutan, Teknologi berbasis cloud akan meningkatkan layanan dan kolaborasi pasien dimulai dengan interoperabilitas end to end," jelas dia.

penggunaan teknologi digital

Dia meyakini di APAC, penggunaan teknologi digital untuk efisiensi alur kerja akan terus menjadi prioritas utama, dengan 35 persen  pelaku industri kesehatan membutuhkan penggunaan teknologi untuk menciptakan alur kerja yang efisien. Secara global, pelaku industri akan fokus kepada pengunaan AI dalam berbagai bentuk.
 
"Catatan kesehatan digital, nilai penerapan sistem catatan kesehatan elektronik. Solusi perawatan virtual profesional-ke-pasien layanan kesehatan memungkinkan para profesional layanan kesehatan terhubung dengan pasien dari jarak jauh, memberikan konsultasi, memantau kemajuan, dan memberikan perawatan di luar pengaturan layanan kesehatan tradisional sehingga perawatan tidak hanya terjadi di rumah sakit," tegas dia.

peningkatan koordinasi perawatan

Dia menuturkan perawatan virtual antar profesional layanan kesehatan memungkinkan para profesional layanan kesehatan untuk berkolaborasi, berkonsultasi, dan bertukar pengetahuan dari jarak jauh. Hal ini mengarah pada peningkatan koordinasi perawatan, konsultasi ahli, dan peningkatan pengambilan keputusan.
 
"Mengatasi kenaikan biaya layanan kesehatan sangat penting untuk keberlanjutan. Kami berupaya mengurangi biaya per kapita dengan menerapkan model perawatan yang efisien, memanfaatkan wawasan data, dan menghilangkan pemborosan. Fokus kami pada pendekatan berbasis nilai memastikan bahwa sumber daya dialokasikan berdasarkan kebutuhan dan hasil pasien," tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan