President Director Faber-Castell Internasional Indonesia, Yandramin Halim mengatakan, kehadiran teknologi, utamanya kecerdasan buatan tidak dapat menggantikan kreativitas manusia. "Proses digitalisasi tidak dapat dibendung, tapi kita harus ride on digitalisasi tersebut," tegas Yandramin, di sela-sela penyelenggaraan Faber-Castell Art Festival di Jakarta, Rabu, 1 November 2023.
Terlebih lagi bagi generasi muda, kata Yandramin, kehadiran kecerdasan buatan justru menjadi tantangan yang menarik untuk ditaklukkan, bahkan bukan tidak mungkin dapat dinikmati. "Contohnya kami, justru dengah kehadiran AI ini bisa menjadikan inovasi baru, yakni dengan mengeluarkan produk alat gambar yang setelah digambar bisa manjadi gambar digital. Jadi menggambar tangan juga dapat dipadukan dengan digital menjadi gambar hidup," terang Yandramin.
Inovasi ini, kata Yandramin, melibatkan banyak anak muda. Seperti programmernya, sehingga hasil inovasi ini dapat diekspor ke lebih dari 20 negara.
"Yang perlu kita lakukan adalah menyiapkan generasi muda kita, untuk mengendalikan teknologi tersebut," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Museum dan Galeri dari Museum dan Cagar Budaya, Pustanto menyambut baik digelarnya Faber-Castell Art Festival 2023 ini. Menurutnya agenda ini telah menjadi wadah luar biasa bagi berkembangnya talenta-talenta seni di Tanah Air.
"Ide ini sangat menarik, di acara ini akan melahirkan banyak tokoh-tokoh penting, Akan banyak orang hebat di dunia seni dan kreativitas yang akan muncul dari acara ini," kata Pustanto.
Ia berharap acara serupa dapat tumbuh lebih banyak lain dan berkolaborasi dengan pemerintah. Utamanya dengan organisasi baru Museum dan Cagar Budaya di bawah Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek.
"Kami berharap Faber Castell bisa bekerja sama ke depan, menyiapkan program-program, panggung-panggung, tempat-tempat agar anak-anak kita dapat menyalurkan ide, kreativitas dan inovasi yang dapat bersaing di kancah internasional," tegasnya.
Lebih jauh Pustanto menjelaskan, organisasi Museum dan Cagar Budaya ini sebenarnya merupakan penggabungan dari beberapa institusi dan museum di bawah Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek. Organisasi baru ini membawahi 18 museum di Tanah Air.
"Ini digabung karena kita mau tata kelolanya berubah. Kemarin banyak payung hukum yang bikin enggak, kini diharapkan dapat lebih fleksibel bergerak lebih cepat," tutupnya.
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id.
Baca juga: Gaung Merdeka Belajar Sampai hingga ke Goethe Universität Jerman |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id