Kecerdasan buatan. Foto: Medcom.id.
Kecerdasan buatan. Foto: Medcom.id.

Kecerdasan Buatan Bantu Navigasi Pelaku Bisnis Indonesia

Arif Wicaksono • 18 April 2024 16:10
Jakarta: Keberadaan AI akan memainkan peran besar dalam mendorong produktivitas bisnis. Survei menunjukkan 86 persen pemimpin Teknologi Informasi (TI) di Indonesia mengharapkan AI generatif segera memainkan peran besar dalam organisasi mereka.
 
baca juga: Minat Rancang Teknologi Masa Depan di IKN, Apple Siap Tanam Modal Gede-gedean!

Kemajuan dalam bidang AI diperkirakan akan memberikan kontribusi hingga USD366 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2030.
 
Senior Vice President dan General Manager Salesforce ASEAN Sujith Abraham menjelaskan AI menjadi sangat penting bagi dunia usaha untuk meningkatkan produktivitas, memperdalam hubungan dengan pelanggan, dan mendorong keuntungan yang lebih tinggi.
 
"Seiring dengan bisnis di Indonesia yang menavigasi pasar yang semakin kompleks dan dinamis, AI akan menjadi pembeda yang dibutuhkan bisnis untuk tumbuh dan sukses dengan lebih memahami pelanggan mereka," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 18 April 2024.

Dia menuturkan inovasi terbaru Salesforce membuat pelanggan menyatukan data CRM dengan data pelanggan yang ada di sistem perusahaan dan sistem lama, pusat dan penyimpanan data tanpa harus memindahkan atau menyalin data tersebut sehingga dapat mendorong AI yang lebih baik dalam proses kerja yang lebih natural, yang akan menghasilkan interaksi yang lebih mendalam dengan pelanggan.
 
"Hal ini membuat proses selanjutnya menjadi lebih efektif untuk menciptakan manfaat bagi pelanggan yang sama, dan dengan cara yang terpercaya," jelas dia.
 
Salesforce memperkenalkan ketersediaan beta publik dari Einstein Copilot, asisten AI baru yang dapat personalisasikan, berbasis percakapan, dan generatif untuk CRM.
 
Einstein Copilot dapat menjawab pertanyaan, menghasilkan konten, dan secara dinamis mengotomatiskan tindakan apa pun untuk memberikan produktivitas yang lebih baik, hubungan pelanggan yang lebih mendalam, dan keuntungan yang lebih tinggi.
 
"Tidak seperti asisten atau kopilot AI lainnya yang kurang memiliki data perusahaan yang memadai untuk menghasilkan respons yang berguna, Einstein Copilot memungkinkan pengguna Salesforce menghasilkan respons dengan menggunakan data pribadi milik mereka sendiri, sambil tetap menjalankan tata kelola data yang ketat dan tanpa memerlukan pelatihan model AI yang mahal," tegas dia.
 
Hal ini dimungkinkan dengan menggabungkan UI berbasis percakapan, large language model (LLM) sebagai fondasi dasar, dan data perusahaan terpercaya yang memungkinkan pengguna Salesforce memanfaatkan kemampuan AI generatif dan berinteraksi dengan aplikasi mereka dengan cara yang benar-benar baru.

Memberikan pengalaman kepada pelanggan dan karyawan

Salesforce juga mengumumkan ketersediaan Einstein 1 Studio, seperangkat teknologi low-code yang memungkinkan admin dan pengembang Salesforce mempersonalisasi Einstein Copilot dan dengan mudah mengintegrasikan AI di aplikasi apa pun untuk setiap pengalaman pelanggan dan karyawan.
 
Einstein 1 Studio bisa menyelesaikan berbagai tugas bisnis tertentu, Prompt Builder untuk membangun dan mengaktifkan perintah khusus dalam alur kerja, dan Model Builder, dengan pengguna dapat membuat atau mengimpor berbagai model AI.
 
Einstein 1 Studio terintegrasi dengan Data Cloud, mesin data hyperscale milik Salesforce, yang dapat membuka dan menyatukan data yang terperangkap dan mendasari model AI dengan pemahaman komprehensif tentang data dan metadata pelanggan.
 
Data Cloud memungkinkan pengguna untuk menghubungkan data dari sumber data apa pun dan menggunakannya dalam aplikasi yang dibutuhkan pengguna bisnis setiap hari. Hal ini dapat dilakukan karena Data Cloud dibangun di atas lapisan fondasi dasar metadata Salesforce, yang menyediakan bahasa umum yang mengintegrasikan semua aplikasi Salesforce dan layanan platform low-code.
 
"Hal ini memungkinkan bisnis untuk memberikan pengalaman AI yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan mereka," kata dia yang mengatakan untuk meningkatkan kapasitas, 74 persen tim TI di Indonesia telah mengadopsi teknologi low-code atau tanpa kode.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan