Ki-ka_ Feliciana Wienathan, Communications Manager, Google Indonesia_ Veronica Utami, Country Director, Google Indonesia_ Aadarsh Baijal, Partner, Bain & Company
Ki-ka_ Feliciana Wienathan, Communications Manager, Google Indonesia_ Veronica Utami, Country Director, Google Indonesia_ Aadarsh Baijal, Partner, Bain & Company

Laporan e-Conomy SEA Report 2025 Catat Pertumbuhan Volume Transaksi dan Penjual Video Commerce di Indonesia

Arif Wicaksono • 14 November 2025 07:44
Jakarta: Berdasarkan laporan terbaru e-Conomy SEA 2025 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company seluruh sektor utama ekonomi digital Indonesia terus mencatat pertumbuhan dua digit, dengan e-commerce tetap menjadi kontributor terbesar terhadap GMV nasional. Nilai sektor ini diproyeksikan tumbuh lebih dari 14% menjadi USD71 miliar, menunjukkan percepatan signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. 
 

Kenaikan pesat ini didorong oleh pertumbuhan video commerce yang mencatat lonjakan
volume transaksi sebesar 90% (YoY) hingga mencapai 2,6 miliar transaksi, serta peningkatan 75% (YoY) dalam jumlah penjual dan toko daring, total mencapai 800 ribu.
 
“Konvergensi antara konten dan perdagangan kini tak terelakkan: Indonesia menjadi pasar video commerce terbesar dan tumbuh paling cepat di Asia Tenggara. Keberhasilan ini didorong oleh kuatnya adopsi gaya hidup digital oleh konsumen yang juga berdampak langsung pada sektor-sektor lain. Kami melihat pertumbuhan dua digit yang berkelanjutan di berbagai sektor digital utama, membuktikan bahwa momentum Indonesia merata di seluruh ekosistem,” ujar Veronica Utami, Country Director, Google Indonesia.
 
Dia menambahkan konomi digital Asia Tenggara telah menunjukkan pertumbuhan luar biasa dan resiliensi yang kuat, mempertahankan momentumnya meskipun menghadapi periode kehati-hatiaen investor dan perubahan kondisi makro ekonomi selama satu dekade terakhir.

"Indonesia menjadi kekuatan utama dalam transformasi ini. Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan mendekati GMV senilai USD100 miliar," tegas dia. 
 
Laporan tahunan e-Conomy SEA menyoroti tren dan wawasan dari lima sektor utama ekonomi digital e-commerce, perjalanan, layanan pesan-antar dan transportasi, media daring, serta layanan keuangan digital (DFS). Laporan ini juga membahas kondisi dan prospek pendanaan teknologi di kawasan Asia Tenggara, mencakup enam negara: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
 
Pada tahun 2025, didorong oleh pertumbuhan kuat di sektor video commerce, layanan keuangan digital, media digital, dan adopsi AI. Tren ini mencerminkan bagaimana ‘dekade digital’ kawasan ini telah membangun fondasi kuat untuk mendorong tahap penciptaan nilai (value creation) berikutnya. 
 
Peluang terbesar saat ini terletak pada bagaimana bisnis memanfaatkan AI sebagai katalis dampak dan membangun kepercayaan, bersamaan dengan penyesuaian strategi terhadap dinamika kawasan.
 
Seiring dengan konsolidasi pasar dan kembalinya kepercayaan investor, gelombang pertumbuhan berikutnya akan lebih terarah, efisien, dan digerakkan oleh inovasi,” ujar Aadarsh Baijal, Partner, Bain & Company.

Tren pertumbuhan dua digit di berbagai sektor utama

Momentum pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tidak hanya terjadi pada sektor e-commerce, tetapi juga meluas ke sektor lain. Media online kini muncul sebagai sektor dengan pertumbuhan GMV tercepat di Indonesia, dengan proyeksi peningkatan sebesar 16% menjadi USD9 miliar pada 2025. 
 
Sektor ini mencakup periklanan digital, gaming, video-on-demand (VOD), dan music-on-demand. Gaming menjadi pendorong utama, di mana Indonesia memimpin Asia Tenggara dengan kontribusi sekitar 40% terhadap total unduhan mobile game dan 35% terhadap pendapatan aplikasi game di kawasan.
 
Transportasi daring dan layanan pesan-antar makanan tetap menjadi kontributor stabil
terhadap pertumbuhan, dengan proyeksi peningkatan 13% dari tahun ke tahun hingga
mencapai USD10 miliar pada 2025. Platform terus memperluas penawaran melalui berbagai
cara seperti paket berlangganan, peningkatan frekuensi perjalanan, serta iklan dalam aplikasi guna memperkuat profitabilitas.
 
Sektor perjalanan daring (online travel) diproyeksikan tumbuh 11% mencapai USD9 miliar
dalam GMV. Pertumbuhan ini didorong oleh kembalinya volume perjalanan ke tingkat
pra-pandemi, serta dukungan kebijakan pemerintah, termasuk perluasan skema visa untuk
menarik wisatawan dari negara seperti Tiongkok dan India, yang turut mendorong peningkatan dua digit dalam jumlah kedatangan wisatawan pada paruh pertama 2025.
 
Kepercayaan digital untuk membuka lebih banyak peluang di sektor Jasa Keuangan Digital
Sektor Jasa Keuangan Digital kini muncul sebagai salah satu pilar utama ekonomi digital Indonesia. Terlepas dari tantangan makroekonomi, sektor ini terus menunjukkan pertumbuhan mengesankan dengan dua digit tinggi, sekaligus menjadi sektor pembayaran digital terbesar dan dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, yang diproyeksikan akan melonjak hingga USD538 miliar dalam Gross Transaction Value (GTV) pada 2025.
 
Skala pertumbuhan pesat ini didorong oleh perluasan berkelanjutan sistem pembayaran nasional berbasis QR (QRIS), yang berhasil menyatukan pasar dan mendorong adopsi digital secara luas. Di sisi lain, pembiayaan digital juga mencatat laju pertumbuhan tercepat di kawasan (+29% CAGR) dan diperkirakan mencapai USD13 miliar pada 2025.
 
Momentum pesat ini membuka peluang strategis yang jelas: meskipun Indonesia memimpin dari sisi kecepatan pertumbuhan, nilai buku pinjaman secara absolut masih berada di bawah negara tetangga seperti Malaysia (USD14 miliar) dan Thailand (USD17 miliar).
 
Untuk menutup kesenjangan ini, platform dapat mengarahkan strategi mereka ke pembiayaan modal kerja bagi usaha mikro dan kecil (micro-SME), dengan menghadirkan akses keuangan langsung bagi mitra pedagang dan pengemudi di titik kebutuhan. Fokus ini juga mulai terlihat di tingkat regional, di mana bank virtual baru di Thailand dan Malaysia telah mengumumkan rencana untuk memprioritaskan segmen yang sama.
 
Namun, skala keberhasilan ini pada akhirnya bergantung pada faktor kepercayaan: hampir setengah konsumen Indonesia (46%) masih menaruh kepercayaan lebih rendah terhadap pemain keuangan digital dibandingkan bank tradisional, sehingga membangun hubungan yang mendalam dan berorientasi nilai menjadi kunci bagi pertumbuhan berkelanjutan sektor ini ke depan. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan