Selain itu pembelian kebutuhan sehari-hari secara online juga mengakibatkan kegiatan belanja ke pasar tradisional menurun drastis menjadi 30 persen dari sebelumnya sebanyak 52 persen. Oleh karena itu, Bank DBS mencatat saat ini perusahaan tidak dapat mengabaikan persaingan yang datang dari online.
Mengutip laporan Redseer, Gross Marketing Value (GMV), Sabtu, 2 Januari 2021, e-commerce Indonesia mengalami peningkatan di kuartal kedua tahun lalu yakni mencapai USD10 miliar.
Baca: E-commerce Indonesia Duduki Posisi Pertama di Asia Tenggara
Hal itu dikarenakan dorongan masyarakat yang berganti ke platform daring untuk belanja produk kebutuhan sehari-hari, seperti kesehatan dan perawatan, bahan makanan, dan Fast-Moving Consumer Goods (FMCG).
Di sisi lain, dampak pandemi dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia juga membuat e-commerce Tanah Air menempati posisi pertama di Asia Tenggara.
Hasil survey Bank DBS yang dikutip Medcom.id menemukan pelanggan e-commerce di Indonesia naik menjadi 66 persen setelah pandemi. Bahkan, sejak 2019 lalu, sebanyak 90 persen pengguna internet Indonesia telah melakukan pembelian di e-commerce.
Masih berdasarkan hasil survei yang sama, kegiatan belanja online naik sebanyak 14 persen, sedangkan belanja di pusat perbelanjaan turun secara signifikan mencapai 24 persen semenjak pandemi covid-19 menyerang Indonesia. Adapun, sebelum pandemi sebanyak 72 persen responden survei memilih belanja di toko dibandingkan online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News