Ilustrasi. FOTO: MI/ARYA MANGGALA
Ilustrasi. FOTO: MI/ARYA MANGGALA

E-commerce Indonesia Duduki Posisi Pertama di Asia Tenggara

Angga Bratadharma • 31 Desember 2020 11:21
Jakarta: Tim riset Bank DBS Indonesia menemukan bahwa pelanggan e-commerce di Indonesia naik menjadi 66 persen setelah pandemi covid-19 melanda yang merupakan dampak dari pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pembatasan aktivitas membuat perilaku masyarakat berubah ke arah digital.
 
Temuan itu terungkap usai Tim riset Bank DBS Indonesia melakukan survei kepada lebih dari 500 responden di Pulau Jawa, termasuk Jakarta dan sebagian kecil di luar Pulau Jawa dengan survei tersebut bertajuk 'Indonesia Consumption Basket' beberapa waktu lalu.
 
Mengutip survei Tim riset Bank DBS Indonesia, Kamis, 31 Desember 2020, disebutkan sejak 2019 lalu sebanyak 90 persen pengguna internet Indonesia telah melakukan pembelian di e-commerce. Fakta ini menjadikan Indonesia menempati peringkat satu di Asia Tenggara sebagai pengguna e-commerce terbesar.

Masih berdasarkan hasil survei yang sama, kegiatan belanja online naik sebanyak 14 persen, sedangkan belanja di pusat perbelanjaan turun secara signifikan mencapai 24 persen semenjak pandemi covid-19 menyerang Indonesia. Sebelum pandemi, sebanyak 72 persen responden survei memilih belanja di toko dibandingkan dengan daring.
 
Berdasarkan laporan dari Redseer, Gross Marketing Value (GMV), e-commerce Indonesia meningkat di kuartal kedua tahun ini, mencapai USD10 miliar dikarenakan dorongan masyarakat yang berganti ke platform daring untuk belanja produk kebutuhan sehari-hari, seperti kesehatan dan perawatan, bahan makanan, dan Fast-Moving Consumer Goods (FMCG).
 
"Pembelian kebutuhan sehari-hari secara daring juga mengakibatkan kegiatan belanja ke pasar tradisional menurun drastis menjadi 30 persen dari sebelumnya sebanyak 52 persen," sebut Tim riset Bank DBS Indonesia.
 
Beberapa responden yang memilih berbelanja di situs web perusahaan dan media sosial naik tipis selama pandemi, masing-masing menjadi enam persen dan tiga persen. Dengan demikian, perusahaan kini tidak dapat mengabaikan persaingan yang datang dari daring.
 
"Survei yang dilakukan Bank DBS Indonesia menyarankan agar perusahaan mempercepat strategi omni-channel atau memulai kemitraan dengan platform e-commerce yang mapan," ungkap Tim riset Bank DBS Indonesia.
 
Selain menguntungkan para perusahaan besar yang berjualan melalui e-commerce, minat tinggi berbelanja daring juga memengaruhi pertumbuhan UMKM dan pengusaha mikro. Membeli produk milik UMKM melalui e-commerce dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menjaga keberlangsungan ekonomi sekaligus menjaga jarak di tengah pandemi.
 
"Pelaku usaha dan UMKM yang terhubung dengan platform online dapat bertahan bahkan tumbuh di tengah pandemi," ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan