Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Merevolusi Metaverse Mengintegrasikan Teknologi AI dan Blockchain

Ade Hapsari Lestarini • 31 Januari 2024 16:20
Jakarta: Suzuverse, sebuah aplikasi game-fi asal Jepang, telah mengubah paradigma metaverse dengan pengintegrasian teknologi artificial technology (AI) dan blockchain. Suzuverse yang didirikan oleh George Miyauchi pada 11 Agustus 2022, menawarkan pengalaman yang mencakup penggunaan avatar, permainan games yang menarik, serta peluang untuk memperoleh pendapatan digital (digital income).
 
"Suzuverse menawarkan sudut pandang baru, perspektif baru, atau bahkan mungkin model bisnis baru yang kemudian merevolusi pemahaman orang mengenai metaverse," ujar Representative Director of Indonesia, Suzuverse, Antovany Reza, dalam keterangan tertulis, Rabu, 31 Januari 2024.
 
Menurut Reza, metaverse sering kali berfokus pada pembuatan dunia virtual atau dalam bahasa teknisnya, open world metaverse, tapi ironisnya, hampir semua digital developer menghadapi isu utama, yaitu kurangnya jumlah pengguna aktif. Suzuverse, yang didirikan pertengahan 2022, mengusung pendekatan yang berbeda. Awalnya, Suzuverse tidak ditawarkan sebagai open world, melainkan sebagai konsep yang menawarkan kemudahan dan kebebasan, terutama kebebasan finansial.

Suzuverse menciptakan pintu masuk bagi pengguna dengan menawarkan pengalaman berpusat pada komoditas virtual (virtual goods), seperti hewan peliharaan (virtual pet). Berbeda dengan dunia virtual terbuka, Suzuverse mengajak pengguna untuk mengadopsi hewan peliharaan virtual dan menggabungkannya dengan aktivitas di dunia fisik (mixed reality experience).
 
"Suzuverse memperkenalkan konsep yang mengadopsi tren game populer, seperti Pokemon Go, pengguna dapat berinteraksi dengan hewan peliharaan virtual mereka dalam dunia nyata," jelasnya.
 
Suzuverse bukan sekadar aplikasi metaverse biasa. Dengan memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mengadopsi avatar sebelum memasuki dunia virtual, Suzuverse menciptakan pengalaman berbeda dan bernilai. Pendekatan ini menjadikan Suzuverse sebagai pemimpin dalam merangkul adopsi pengguna terhadap item virtual dan realitas campuran.
 
 
Baca juga: Kenali Produk NFT dan Prospek Cuan Didalamnya

Adopsi Suzuverse


Suzuverse tidak hanya menawarkan pengalaman metaverse biasa. Melalui fitur seperti 'Suzuwalk' (berjalan untuk mendapatkan penghasilan). Indonesia Celebrity and Running Enthusiast Putu Sutha merupakan salah satu user yang menggunakan suzuverse sejak dua bulan terakhir.
 
"Suzuverse suatu hal baru, karena berjalan kaki sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. sejalan dengan itu ternyata dengan berjalan kaki bisa mendapatkan reward. Cara bermainnya mudah, sehingga menambah semangat untuk berolahraga" ujarnya.
 
Selain itu ada fitur 'Cheercast' (AI untuk mengatasi kesepian), Suzuverse memikat pengguna, khususnya di pasar Asia. Dengan 40 ribu pengguna global pada 2023 dan pendapatan tahunan lebih dari USD25 juta, Suzuverse telah menjadi kekuatan global yang mendorong rencana ekspansi ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
 
Di Indonesia, Suzuverse diinisiasi sebagai pionir game-fi yang menarik dan juga berfungsi sebagai alat bantu untuk meningkatkan kesehatan dan kesadaran literasi keuangan berbasis blockchain. Terdapat berbagai keunggulan yang dapat dinikmati di Suzuverse, seperti penghasilan dari aktivitas jalan kaki sebesar empat persen, bonus afiliasi, dan komisi 10 persen jika Anda mengajak teman bermain.
 
"Bahkan, setiap langkah yang diambil dalam permainan ini dapat menjadi sarana peningkatan kekayaan untuk mendapatkan pendapatan tambahan. Oleh karena itu, bermain di Suzuverse menjadi pilihan yang menarik untuk meraih penghasilan ekstra dengan cara yang menyenangkan," ujar Reza.
 
Khusus untuk pengguna di Indonesia, Suzuverse Indonesia akan beradaptasi dengan kebiasaan lokal, misalnya dengan membuka peluang bagi pengguna Indonesia untuk memiliki kucing (hewan peliharaan terpopuler di Indonesia) avatar sebagai pintu masuknya. Dengan memahami perilaku konsumen Indonesia yang tidak terbiasa dengan pembelian game atau produk virtual, Suzuverse mengizinkan pembelian avatar dengan mata uang lokal, dan ini membedakannya dengan proyek Web3 lainnya yang mengharuskan pengguna menggunakan cryptocurrency.
 
"Dengan biaya yang relatif terjangkau, Suzuverse menawarkan adoption fee sebesar Rp450 ribu (USD28) di Indonesia, dibandingkan dengan Jepang yang mematok 42 ribu yen (USD280). Ini mencerminkan bentuk penyesuaian daya beli, dan Suzuverse memposisikan sebagai platform game-fi yang mudah diakses di negara mana saja, termasuk Asia Tenggara," ujar Reza.
 
Reza menyoroti pendekatan inovatif Suzuverse dalam merevolusi metaverse melalui fitur-fitur yang mudah digunakan, market positioning yang strategis, dan entry price point yang terjangkau. Tentu tidak berlebihan kalau Suzuverse berambisi untuk menjadi bagian integral dalam pengembangan ekonomi kreatif dan industri game di Indonesia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan