"Masyarakat digital merupakan gambaran keadaan masyarakat yang pola interaksinya sangat dipengaruhi oleh keberadaan jaringan teknologi informasi dan komunikasi," ujar Anggota Komisi I DPR Nurul Arifin dalam webinar Aptika Kominfo, dikutip Rabu, 22 Maret 2023.
Masyarakat digital juga bisa diartikan sebagai hubungan antarmanusia yang terjadi melalui teknologi dengan memanfaatkan jaringan internet dan media atau platform tertentu.
Berikut ini merupakan ciri-ciri masyarakat digital, yakni:
- Penggunaan teknologi digital dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam aktivitas ekonomi, pelayanan publik dan kesehatan, dan sebagainya.
- Adanya perubahan pola interaksi masyarakat dari interaksi secara langsung menjadi interaksi tidak langsung, yakni melalui jejaring sosial.
- Masyarakat digital memiliki kebutuhan yang tinggi akan informasi.
- Banyaknya kebutuhan akan tenaga kerja di bidang informasi dan komunikasi.
Ada 204,7 juta pengguna internet di Indonesia
Awal 2022, tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7 persen dari total penduduk pada yang berjumlah 277,7 juta orang. Data ini menunjukkan masyarakat Indonesia sudah dapat dikategorikan sebagai masyarakat digital.Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah itu meningkat 12,35 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 170 juta orang.
Lalu, apakah masyarakat digital di Indonesia sudah menerapkan budaya Indonesia? Berdasarkan studi yang dilakukan Microsoft selama 2020, netizen Indonesia disebut sebagai pengguna sosial media paling tidak sopan se-Asia Tenggara.
Baca juga: Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Fintech Yuk! |
Kesopanan netizen Indonesia menempati posisi 29 dari 32 negara dengan skor 76 yang disurvei Microsoft. Indonesia hanya lebih unggul dari Meksiko (DCI 76), Rusia (DCI 80), dan Afrika Selatan (DCI 81) dalam hal kesopanan online di survei tersebut. Hoaks, penipuan, ujaran kebencian, serta diskriminasi menjadi faktor yang memengaruhi rendahnya ranking Indonesia.
Menurut dia, buruknya etika bermedia sosial netizen Indonesia disebabkan oleh kelompok masyarakat yang menggunakan sosial media sebagai tempat untuk menyampaikan pendapat yang tidak bisa diutarakan atau ditunjukan pada masyarakat di dunia nyata.
"Perilaku yang tidak memperhatikan etika dan sopan santun di media sosial juga sesuai dengan keadaan riil saat ini, yakni etika dan sopan santun di dunia nyata juga kerap menjadi persoalan," katanya.
Tantangan etika dalam sistem demokrasi
Sistem demokrasi yang Indonesia anut memang memberikan kebebasan masyarakat dalam menyampaikan pendapatnya, sesuai Pasal 28E ayat (3) UUD 1945. Namun demokrasi sering disalahartikan sebagai sebuah kebebasan mutlak, sehingga inilah yang akhirnya membuat orang bertindak sewenang-wenang.Dalam praktiknya, etika memiliki substansi dan pondasi yang jelas guna mengatur sebuah tata kelola masyarakat secara tidak tertulis. Tatanan masyarakat yang baik adalah ketika orang-orang memiliki standar yang tinggi dalam menilai sebuah kualitas moral.
"Masyarakat Indonesia sangat loyal mengakses internet. Namun, kondisi itu belum berbanding lurus dengan pengetahuan masyarakat serta literasi digital. Padahal, hal ini penting agar kemampuan masyarakat tidak hanya sebatas mengoperasikan gawai," jelasnya.
Oleh karena itu, ada upaya dalam meningkatkan literasi digital, di antaranya:
- Etis bermedia digital, dengan menyadari dan mengembangkan etika digital.
- Aman bermedia digital, dengan menerapkan dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital.
- Cakap bermedia digital, dengan kemampuan menggunakan software, hardware, dan sistem operasi digital.
- Budaya bermedia digital, dengan aktivitas di ruang digital dengan wawasan kebangsaan sesuai budaya Indonesia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.