Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Hei Investor, Jangan Gampang 'Kegocek' Investasi Bodong Ya!

Husen Miftahudin • 27 Februari 2023 17:46
Jakarta: Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina meminta investor aset kripto memiliki kewaspadaan ekstra dalam berinvestasi di aset digital ini.
 
Banyaknya kasus investasi bodong di aset kripto disebabkan oleh masyarakat yang tidak mengetahui praktik legal investasi kripto dan tergiur keuntungan secara instan.
 
"Satu-satunya ketidakpastian yang bisa ditolerir dalam kegiatan berinvestasi adalah dinamika pasar dan kondisi. Celah informasi ini bisa dikelola dengan meningkatkan literasi keuangan," tegas Dian dalam keterangan tertulis, Senin, 27 Februari 2023.

"Untuk bisa melindungi aset investasinya, investor aset kripto juga perlu melek regulasi yang mengatur aset digital ini agar bisa terhindar dari praktik investasi ilegal," tambahnya.
 
Menurut dia, dinamika pasar terus bergerak seiring dengan keluarnya berbagai regulasi dan kebijakan dari otoritas. Salah satunya adalah normalisasi yang terjadi di sektor fiskal dan moneter, yang menjadi prioritas pemerintah di 2023.
 
"Indonesia memiliki modal yang besar menghadapi 2023 meskipun pertumbuhan ekonomi akan melambat. Hal ini diindikasikan dari tingkat inflasi yang diprediksi lebih rendah di 2023 dan potensi suku bunga pasar yang lebih rendah di akhir tahun."
 
"Selain itu, konsolidasi fiskal telah dilakukan dengan target defisit kembali di bawah tiga persen. Meskipun begitu, masyarakat juga perlu tetap waspada terhadap volatilitas pasar mengingat tahun ini menjadi tahun politik sebelum Pemilu 2024," imbuh Dian.
 
Baca juga: Ini Prediksi Ethereum Pasca-Shanghai Upgrade, Bakal Cuan Gede Gak Ya?


Kelola aset digital dengan cermat


Sementara itu, pengusaha dan penggiat komunitas investasi sekaligus crypto miner Prathama Nugraha mengatakan para investor aset kripto memerlukan panduan mengelola aset digital. Ia pun kemudian menjelaskan bagaimana kemungkinan perkembangan pasar kripto ke depan.
 
"Dinamika harga aset kripto sangat dipengaruhi oleh Bitcoin dan para investor kripto percaya volatilitas ini merupakan siklus empat tahunan yang sudah berulang dalam satu dekade terakhir. Dibandingkan aset investasi lainnya, ukuran pasar kripto relatif kecil dan memiliki banyak potensi untuk berkembang," tuturnya.
 
Tama, sapaan akrabnya, melanjutkan setidaknya ada tiga variasi aktivitas investasi yang dapat dilakukan di pasar kripto. Ketiganya adalah trading atau jual beli aset, mining atau produksi aset baru, dan stacking atau menyimpan aset kripto untuk mendapatkan keuntungan pasif.
 
"Mengetahui perbedaan karakteristik ekosistem ini membantu para investor kripto di Indonesia untuk mengenali profil risiko investasi masing-masing sebelum terjun ke salah satu dari pilihan skema tersebut," terangnya.
 
Berkaca dari masifnya perkembangan ekosistem blockchain dan kripto, Tama juga menekankan tingginya antusiasme investasi aset kripto perlu dibarengi dengan kemampuan menilai dan membaca sentimen komunitas terhadap tren inovasi baru.
 
"Seringkali investor aset kripto latah akan kemutakhiran teknologi tanpa memeriksa kredibilitas infrastruktur digital yang mendukung produksi koin tertentu dan figur dibaliknya. Mengetahui rekam jejak individu dan perusahaan yang memproduksi aset kripto setidaknya membantu mereka menimbang apakah investasi di koin ini layak dan berpotensi jangka panjang," pungkasnya.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan