Mengutip Bloomberg, sebelumnya mata uang Garuda pada penutupan perdagangan Kamis, 6 Februari 2020 menguat 55 poin menjadi Rp13.634 per USD.
Direktur PT TFRX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan ada beberapa faktor eksternal yang menyokong penguatan rupiah.
Salah satunya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang lepas dari jeratan pemakzulan setelah senat AS melakukan pemungutan suara yang dimenangkan oleh oleh Trump, yaitu sebanyak 52 dari 100 senator.
"Dengan demikian Trump tetap menempati posisi sebagai orang nomor satu di AS, negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia," ujar Ibrahim pada catatannya yang dikutip Medcom.id, Jumat, 7 Februari 2020.
Dengan kemenangan Trump dalam upaya pemakzulan yang dilakukan oleh Partai Demokrat, lanjut Ibrahim, praktis ketidakpastian yang dihadapi oleh pelaku pasar menjadi berkurang.
"Ada harapan bahwa kebijakan-kebijakan pro-pertumbuhan ekonomi yang sering dieksekusi oleh Trump akan terus bisa disalurkan, yang pada akhirnya akan menjaga laju perekonomian global di level yang relatif tinggi," tuturnya.
Faktor eksternal lainnya juga didukung dari menyusutnya kekhawatiran Brexit, menyusul laporan bahwa Uni Eropa sebagai bagian dari pembicaraan perdagangan mendatang, kemungkinan dapat menghapus konsesi yang diberikan kepada perusahaan investasi Inggris.
"UE dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mengubah peraturan yang dikenal sebagai MIFID II, yang mengatur bagaimana negara-negara di luar UE menjual jasa keuangan kepada pelanggan dalam blok ekonomi," imbuhnya.
Selanjutnya, adanya optimisme bahwa wabah virus korona dapat dikendalikan sehingga dampak ekonomi tidak terlalu melebar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News