Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan pihak bursa masih menunggu klarifikasi Adaro terhadap isu ini. Setelah itu baru akan melakukan pendalaman.
"Setelah mereka konfirmasi, kita gali lagi. Sekali, ada beberapa hal yang perlu kita tanyakan," kata Nyoman di Gedung BEI, Jakarta, Rabu, 10 Juli 2019.
Namun hingga kini pihak Adaro belum memberikan keterangan lanjutan. Adaro hanya telah membantah mengenai tudingan tersebut melalui keterbukaan informasi.
"Adaro berkomitmen untuk berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan ekonomi Indonesia melalui pembayaran pajak dan royalti. 2018, ADRO telah memberikan kontribusi kepada negara senilai total USD721 juta," kata Sekretaris Perusahaan Adaro Energy Mahardika Putranto.
Baca juga: Anggota DPR: Kedaulatan Hukum Indonesia Tak Boleh Diintervensi Asing
Sebelumnya, laporan Global Witness memberitakan perusahaan yang dipimpin Garibaldi Thohir ini telah memindahkan laba ke jaringan perusahaannya di Singapura, Coaltrade Services International dengan tujuan menghindari kewajiban membayar pajak yang telah dilakukan sejak 2009 hingga 2017.
Adaro diduga telah mengatur sedemikian rupa sehingga mereka bisa membayar pajak hanya sebesar USD125 juta atau setara Rp1,75 triliun (kurs Rp14 ribu per USD), lebih rendah daripada yang seharusnya dibayarkan di Indonesia.
Dengan memindahkan sejumlah besar uang melalui suaka pajak, Adaro berhasil mengurangi tagihan pajaknya di Indonesia. Laporan itu menyebutkan pemasukan pajak RI berkurang hampir USD14 juta setiap tahunnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News