"Tekanan permintaan USD yang biasanya tinggi di akhir bulan serta ketidakpastian atas demonstrasi pada Jumat mendatang diduga menjadi penyebab. Tetapi dalam jangka pendek penguatan rupiah diperkirakan akan muncul sesaat," kata Analis Samuel Sekuritas Rangga Cipta, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Rabu (30/11/2016).
Sementara itu, USD masih lemah dan di sisi lain Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) direvisi naik. Dolar index terus melemah hingga perdagangan semalam mengoreksi penguatan tajamnya yang dimulai dua minggu lalu. Bahkan revisi naik pertumbuhan PDB serta naiknya consumer confidence index AS gagal mengembalikan penguatan dolar index.
Baca: Sentimen Domestik, Rupiah Melemah 28 Poin
"Harga minyak terkoreksi tajam menjelang pertemuan OPEC hari ini setelah Iran dan Irak masih belum sepakat mengenai jumlah pembatasan produksi minyaknya," tutur Rangga.
Sebelumnya, Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal ketiga di 2016 ini direvisi mengalami kenaikan. Hal itu karena pengeluaran konsumen berkembang lebih cepat dari yang dilaporkan sebelumnya.
Baca: Rupiah Perdagangan Pagi Dibuka Menguat ke Rp13.525/USD
Ekonomi tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 3,2 persen pada kuartal ketiga tahun ini, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,9 persen dan pertumbuhan kuartal kedua 1,4 persen, menurut data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS, Selasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id