Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi mengatakan, komplek berskala dunia dengan nilai multimiliar dolar ini akan menempati lahan seluas 100 hektare (ha), yang terdiri dari Cracker Ethylene berkapasitas satu juta ton per tahun dan berbagai turunan hilirnya, berbagi dengan fasilitas pendukung yang ada.
Baca: Dapat Tax Holiday, Chandra Asri Kebut Bangun Pabrik
"Studi kelayakan ini sejalan dengan strategi CAP untuk memperluas jejak langkahnya di bidang petrokimia di Indonesia untuk melayani pasar domestik yang bertumbuh dengan populasi yang berkembang mencapai 250 juta, pertumbuhan PDB tahunan yang diprediksi di atas lima persen dan stimulus Pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur," kata Suryandi dalam keterangan persnya, Rabu 22 Maret 2017.
Secara struktural, tambah Suryandi, Indonesia mengalami kekurangan untuk produk petrokimia dan sangat bergantung pada impor dari negara lain. Pada 2017, Indonesia diperkirakan akan mengonsumsi sekitar tiga juta ton polyethylene/polypropylene, dengan impor berada di atas 1,7 juta ton.
Baca: Efisiensi Energi Pabrik, Texplore Pasok Emisspro ke Chandra Asri
Sebagai operator tunggal di Indonesia yang mengoperasikan sebuah komplek petrokimia terintegrasi, CAP memimpin pangsa pasar domestik sebesar 30 sampai 40 persen, dan telah memiliki kerangka operasi integrasi yang kuat dengan basis pelanggan yang dimiliki.
"Perseroan akan mendirikan sebuah perusahaan baru untuk menjalankan komplek petrokimia kedua ini dan berdiskusi dengan pihak pemerintah yang berwenang terkait insentif fiskal untuk mempercepat proyek tersebut. Struktur kepemilikan saham dari usaha baru ini belum selesai dan sedang berlangsung diskusi bersama dengan berbagai pelaku industri," pungkas Suryandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id