Illustrasi pabrik karet. ANTARA FOTO/Nila.
Illustrasi pabrik karet. ANTARA FOTO/Nila.

Dapat Tax Holiday, Chandra Asri Kebut Bangun Pabrik

Dian Ihsan Siregar • 25 Januari 2016 19:28
medcom.id, Jakarta: PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) bakal meraih insentif tax holiday dari pemerintah untuk pabrik karet sintesis yang dibangun oleh anak usahanya, PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI). Dengan mendapatkannya insentif pajak, maka anak usaha perseroan bakal mempercepat pembangunan pabrik dalam waktu dekat.
 
Direktur dan Corporate Secretary Chandra Asri Petrochemical Suryandi menjelaskan anak usaha perseroan akan membangun pabrik pada kuartal I-2016. Kegiatan konstruksi membutuhkan waktu selama satu tahun.
 
"Jadi 2017 selesai dan awal 2018 sudah bisa berproduksi," ungkapnya, ditemui usai RUPSLB perseroan di Gedung Wisma Barito Pacific, Jakarta, Senin (25/1/2016).

Tax holiday yang diterima perseroan, dikatakan Suryandi, berupa bebas pembayaran pajak selama lima tahun sejak pabrik mulai beroperasi.
 
"Ini sangat membantu kami, karena pabrik ini selama tiga tahun pertama umumnya mengalami rugi. Dengan adanya insentif ini sangat membantu perusahaan untuk menghadapi tantangan di tahun-tahun awal," sebut Suryandi.
 
Keuntungan untuk Indonesia, dia menekankan, pemberian tax holiday akan mendukung penyediaan bahan baku dari dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.
 
Pabrik yang dibangun ini, lanjut Suryandi, akan memproduksi bahan karet sintetis yang diperlukan sebagai bahan campuran pembuatan ban kendaraan bermotor. Kebutuhan karet sintetis terus tumbuh, karena suplai karet di dunia semakin mengalami penurunan.
 
"Kalau sudah beroperasi, maka akan memenuhi dalam negeri pun ekspor," tukas Suryandi.
 
PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) ingin membangun pabrik yang nilainya mencapai USD450 juta. Pabrik ini akan berlokasi di Cilegon, Banten. SRI merupakan perusahaan joint venture yang menggandeng perusahaan ban asal menara Eiffel, Prancis yaitu Compagnie Financiere Michelin (Michelin). Komposisi modal sendiri, Michelin sebanyak 55 persen, sedangkan sisanya 45 persen dimiliki PT Petrokimia Butadiene Indonesia.
 
Pabrik ini diharapkan mampu berproduksi neodymium catalyst butadiene rubber sebesar 40 ribu ton per tahun dan solution styrene butadiene rubber sebanyak 125 ribu ton per tahun. Pada proses produksinya nanti, pabrik ini akan menggunakan bahan baku butadiene yang dihasilkan oleh PT Petrokimia Butadiene Indonesia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan