"Kerja sama ini wujud sinergi BUMN. Ini bukan pertama kalinya BTN memberikan kredit konstruksi kepada PP Properti," ujar Direktur Consumer Banking BTN Handayani, usai menandatangani perjanjian kerja sama fasilitas kredit konstruksi antara BTN dengan PP Properti di Surabaya, Jawa Timur, seperti dikutip dalam siaran persnya, Kamis (10/11/2016).
Dia menjelaskan, pemberian kredit konstruksi dalam perjanjian kerja sama tersebut akan digunakan untuk membangun proyek Apartemen Grand Sungkono Lagoon (GSL) di Surabaya. PP Properti diharapkan akan selalu menggandeng BTN dalam pendanaan setiap proyek yang akan dibangun.
"Kami berharap PP Properti tidak melirik bank lain untuk kredit konstruksi atau kredit pemilikan apartemen (KPA). BTN siap mendukung dalam hal pembiayaan agar proyek PP Properti bisa berjalan lancar," tegasnya.
Baca: BTN Yakin Kredit Tumbuh 18% di Akhir 2016
Menurut Handayani, total kredit konstruksi yang telah disalurkan BTN ke PP Properti mencapai Rp905 miliar. Jumlah ini diyakini akan terus bertambah seiring kebutuhan pendanaan PP Properti yang semakin besar dalam melakukan ekspansi usaha di berbagai daerah. Adapun pemberian fasilitas kredit ini merupakan komitmen BTN sebagai bank yang fokus pada sektor perumahan. Dengan langkah ini juga diharapkan bisa menyukseskan program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah.
Presiden Direktur PP Properti Taufik Hidayat mengyatakan jika perseroan membutuhkan dukungan pembiayaan dari BTN. Hal ini agar proyek yang dilakukan PP Properti bisa berjalan dengan baik tanpa adanya penundaan.
"Masalah yang banyak terjadi pada proyek properti yang mangkrak karena tidak adanya dukungan pendanaan dari bank. Makanya kami menggandeng BTN untuk memastikan semua proyek properti yang kami bangun bisa sesuai jadwal dan tidak mengecewakan pembeli," beber Taufik.
Dijelaskannya, pinjaman senilai Rp325 miliar dari BTN ini bakal digunakan perseroan untuk membangun Tower Caspian di proyek GSL, Surabaya. Caspian merupakan tower kedua dari kawasan GSL yang memiliki konsep sustainable design. "Pemberian fasilitas kredit ini merupakan wujud dari kepercayaan BTN terhadap perseroan yang memiliki kinerja terbaik di industri properti saat ini," katanya.
Seiring dengan ekspansi usaha yang akan dilakukan PP Properti di berbagai daerah seperti Surabaya, Malang dan Bandung, maka PP Properti menganggarkan dana belanja modal mencapai Rp1,6 triliun atau naik 100 persen pada tahun depan dibandingkan belanja modal tahun ini yang sebesar Rp800 miliar.
Taufik pun optimistis industri properti tahun depan akan lebih baik pertumbuhannya seiring berbagai dorongan yang terjadi. Salah satunya pertumbuhan ekonomi yang dipredeksi mencapai 5,3 persen dan pemangkasan pajak (PPH final) dari lima persen menjadi 2,5 persen. "Jadi peluang untuk berkembang bagi industri properti masih sangat besar," paparnya.
Sekadar informasi, hingga September 2016, BTN sudah membiayai 467.153 unit atau senilai 81,96 persen dari target program sejuta rumah tahun ini sebanyak 570.000 unit. Dukungan BTN terhadap pembiayaan program sejuta rumah meningkat 20,23 persen pada 2016, yakni dari posisi 2015 yang sebanyak 474.099 unit menjadi 570.000 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News