Pasar saham saat ini berada dalam kondisi bullish atau tren meningkat. Dalam perdagangan kemarin, IHSG berhasil menembus angka psikologis baru di level 6.500. Tercatat pada penutupan perdagangan IHSG berada di level 6.500,529, atau menguat 0,15 persen.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengatakan penguatan itu dia lihat lebih dipengaruhi sentimen positif dari kepastian Moody's dalam menaikkan sovereign credit rating Indonesia yang paling cepat dilaksanakan pada Februari 2018.
"Hal ini menggambarkan bahwa stabilitas fundamen makroekonomi dalam negeri benar-benar terjaga dengan baik dan hal ini berlangsung secara inklusif dan berkesinambungan," ujarnya saat dihubungi, Senin, 22 Januari 2018.
Dengan Moody's akan menaikkan lagi sovereign credit rating, efek positifnya ialah capital inflow akan mengalir ke pasar modal Indonesia.
Baca: Jelang Keputusan Moody's, Pemerintah Teruskan Agenda Reformasi
"Meski nanti The Fed akan menaikkan suku bunga, selama baik pemerintah maupun BI berhasil melakukan antisipasi pasar dengan baik, tantangan akibat kenaikan itu pasti akan dilalui dengan baik," ujarnya.
Selain itu, sentimen positif penguatan IHSG ialah stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Saat ini, mata uang dolar AS masih terdepresiasi akibat mendapat efek negatif US government shutdown.
Kemampuan pemerintah menjaga stabilitas fundamen makroekonomi dalam negeri yang inklusif dan berkesinambungan memberikan katalis positif terhadap pertumbuhan IHSG.
"Target tim riset Binaartha untuk IHSG 2018 ialah 7.033," tandas Nafan.
Di kesempatan terpisah, analis Recapital Asset Management Kiswoyo Adi Joe mengatakan penguatan indeks pada pekan ini lebih didorong sentimen domestik, yaitu laporan keuangan emiten yang satu per satu rilis.
"Laporan keuangan tahunan, seperti dari perbankan, konsumer, dan komoditas dan saham blue chip lainnya yang membuat dia naik. Pada semester I-2018 ini IHSG arahnya ke level 6.800," ungkapnya.
Asing Jualan
Berdasarkan data BEI, investor asing membukukan jual bersih atau foreign net sell di pasar saham domestik sebesar Rp283,57 miliar pada awal pekan ini.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan pergerakan IHSG yang positif itu seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia, terutama minyak mentah. Situasi tersebut kembali memicu investor di dalam negeri melakukan akumulasi beli terhadap saham-saham berbasis komoditas.
Baca: IHSG Tembus Rekor di 6.500,53
Di sisi lain, lanjut dia, ekonomi nasional yang kondusif turut memberikan harapan positif bagi kinerja emiten di masa depan. Investor optimistis kinerja emiten akan terus tumbuh ke depannya.
"Namun, investor diharapkan tetap waspada aksi ambil untung yang memanfaatkan kenaikan IHSG sebelumnya," katanya.
Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 390.818 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 10,889 miliar lembar saham senilai Rp9,380 triliun. Sebanyak 197 saham naik, 151 saham menurun, dan 130 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News