Lombok: Etika adalah norma atau tata krama yang mengatur bagaimana manusia berinteraksi dengan orang lain, dalam hubungan pergaulan maupun profesional. Dalam hal ini, etika juga dibutuhkan saat berselancar di dunia digital dengan harapan digitalisasi bisa memberi efek positif bagi kehidupan termasuk aktivitas perekonomian.
"Etika dibutuhkan untuk menjadi batasan agar tidak mengusik kenyamanan orang lain," ujar Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Amin, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 3 Mei 2023.
Hal itu disampaikan Muhammad Amin saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Kantor Kemenag Provinsi NTB, untuk komunitas pendidikan madrasah di Lombok, NTB.
Muhammad Amin juga menjelaskan mengapa etika digital harus dijaga. Salah satunya, karena dapat membuat orang lain merasa dihargai dan dihormati. Selain itu, tambahnya, etika diperlukan agar mudah diterima dalam pergaulan yang positif, mampu menjaga hubungan baik dengan orang lain dalam waktu lama, hingga dapat memperluas relasi.
"Dan memudahkan kita berkembang. Pengguna media digital, khususnya para pelajar, perlu menganalisis setiap informasi yang diterima dan tidak menyebarkan konten negatif serta informasi yang belum diketahui kebenarannya," urai Amin.
"Etika dibutuhkan untuk menjadi batasan agar tidak mengusik kenyamanan orang lain," ujar Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Amin, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 3 Mei 2023.
Hal itu disampaikan Muhammad Amin saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Kantor Kemenag Provinsi NTB, untuk komunitas pendidikan madrasah di Lombok, NTB.
Muhammad Amin juga menjelaskan mengapa etika digital harus dijaga. Salah satunya, karena dapat membuat orang lain merasa dihargai dan dihormati. Selain itu, tambahnya, etika diperlukan agar mudah diterima dalam pergaulan yang positif, mampu menjaga hubungan baik dengan orang lain dalam waktu lama, hingga dapat memperluas relasi.
Baca: Aset Kripto To The Stars? |
"Dan memudahkan kita berkembang. Pengguna media digital, khususnya para pelajar, perlu menganalisis setiap informasi yang diterima dan tidak menyebarkan konten negatif serta informasi yang belum diketahui kebenarannya," urai Amin.
Naikkan literasi digital 50 juta masyarakat
Sejak dua tahun silam, Kemenkominfo aktif menyelenggarakan program nasional untuk meningkatkan literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024. Program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD) membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama yakni, kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital.
Dari perspektif budaya digital, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lombok Barat Jalalussayuthy meminta para pelajar untuk tidak lupa jatidirinya dalam ruang digital. Karena, menurutnya, ruang digital tak berbeda dengan budaya nondigital.
"Di ruang digital memungkinkan kita melakukan digitalisasi budaya, sekaligus mendokumentasikan kekayaan budaya. Digitalisasi budaya dapat menjadi peluang untuk mewujudkan kreativitas," ujar Jalal.
Sementara, dari aspek keamanan digital, Kepala Kantor Kemenag Kota Mataram Jaelani menegaskan, data merupakan aset penting yang memerlukan perhatian dan perlindungan di era digital. Jika data pribadi dan sensitif tercuri, maka identitas dan segala jenis informasi yang melekat dapat disalahgunakan.
"Misalnya, uang kita dapat dicuri, penipuan dan penyalahgunaan oleh orang yang tak bertanggung jawab, serta banyak lagi ancaman lainnya. Untuk mencegah terjadinya ancaman kejahatan digital, harus diterapkan keamanan digital yang baik," tegas Jaelani.
Pada 2023, kegiatan IMCD menargetkan 5,5 juta peserta, utamanya warga masyarakat yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Dari perspektif budaya digital, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lombok Barat Jalalussayuthy meminta para pelajar untuk tidak lupa jatidirinya dalam ruang digital. Karena, menurutnya, ruang digital tak berbeda dengan budaya nondigital.
"Di ruang digital memungkinkan kita melakukan digitalisasi budaya, sekaligus mendokumentasikan kekayaan budaya. Digitalisasi budaya dapat menjadi peluang untuk mewujudkan kreativitas," ujar Jalal.
Sementara, dari aspek keamanan digital, Kepala Kantor Kemenag Kota Mataram Jaelani menegaskan, data merupakan aset penting yang memerlukan perhatian dan perlindungan di era digital. Jika data pribadi dan sensitif tercuri, maka identitas dan segala jenis informasi yang melekat dapat disalahgunakan.
"Misalnya, uang kita dapat dicuri, penipuan dan penyalahgunaan oleh orang yang tak bertanggung jawab, serta banyak lagi ancaman lainnya. Untuk mencegah terjadinya ancaman kejahatan digital, harus diterapkan keamanan digital yang baik," tegas Jaelani.
Pada 2023, kegiatan IMCD menargetkan 5,5 juta peserta, utamanya warga masyarakat yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News