Upaya tersebut dilakukan melalui Kampung Kopi Konservasi dengan konsep Creating Shared Value atau CSV sehingga menguntungkan masyarakat dan korporasi. Sehingga Sungai Serayu yang digunakan sebagai penggerak turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mrica terbebas dari erosi.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK RI, Sigit Reliantoro mengatakan Kampung Kopi Konservasi merupakan salah satu contoh implementasi dari konsep Creating Shared Value, ada upaya win-win solution dari masyarakat dan perusahaan.
"Bagi masyarakat Kampung Kopi merupakan opsi yang tepat dalam mengembangkan pencaharian baru dan tentunya yang paling penting lagi untuk melindungi fungsi setiap komponen DAS Serayu dalam mencegah erosi, sedangkan bagi PLN IP sendiri tentunya untuk jangka panjang keberlanjutan PLTA Mrica yang dalam pengoperasiannya memanfaatkan air dari aliran sungai serayu,” ujar Sigit dalam keterangan tertulis, Rabu, 12 Juli 2023.
Baca juga: Pembangkit Listrik Harus Ramah Lingkungan Demi Jaga Ekosistem Alam |
Senada yang disampaikan Sigit Reliantoro, Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan PLN IP terus lakukan inovasi salah satunya melalui program CSR atau TJSL dengan menciptakan CSV bagi korporasi maupun masyarakat sehingga mampu berkontribusi dalam peningkatan ekonomi, sosial, kesehatan dan lingkungan.
"Setiap program TJSL yang dijalankan oleh PLN Indonesia Power diharapkan dapat menciptakan Creating Shared Value (CSV), sehingga dapat berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujar Edwin.
PLN IP Mrica PGU telah melakukan pelatihan dan pendampingan hingga akhirnya bisa menjadikan Desa Pegundungan sebagai Kampung Kopi Konservasi yang merupakan pengembangan dari Program Sekolah Lapangan yang diinisiasi sejak 2009.
Selain untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga kualitas air dan sedimentasi karena diketahui Desa Pegundungan merupakan salah satu lokasi yang sangat berpengaruh terhadap pergerakan laju sedimentasi Sungai Serayu.
Senior Manager Mrica PGU, PS Kuncoro menjelaskan program ini dilakukan secara bertahap dan melalui banyak penelitian sebelum pada akhirnya terwujud Kampung Kopi Konservasi yang berguna bagi lingkungan dan juga kesejahteraan masyarakat.
"Sebelum adanya program kampung kopi konservasi, di Desa Pegundungan ini rata-rata lahannya digunakan untuk menanam kentang dan sayuran, kita tahu ini sangat berpotensi menambah laju sedimentasi,” ujar PS Kuncoro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News