Hal itu disampaikannya usai serah terima pengelolaan Bandara Kualanamu dari PT Angkasa Pura II atau AP II kepada PT Angkasa Pura Aviasi (APA), yang merupakan perusahaan patungan bersama dengan mitra strategis yaitu GMR Airports, perusahaan asal India.
Erick mengatakan kemitraan strategis ini dapat meningkatkan kualitas pengelolaan Bandara Kualanamu menjadi lebih profesional dan meningkatkan pelayanan agar pengguna merasakan kenyamanan, keamanan, dan pengalaman yang menyenangkan.
"Ini juga menjadi kesempatan Indonesia membangun pasar baru. Perdagangan selatan ke selatan sangat berpotensi. Kerja sama ini membuat kita punya akses langsung antara Indonesia dan India," kata Erick, melalui keterangan tertulisnya, Kamis, 7 Juli 2022.
Baca: Pakai APBN, Sri Mulyani Gelontorkan Rp85,7 Triliun untuk Subsidi Rumah MBR |
Mantan Presiden Inter Milan tersebut menyebut hubungan dagang Indonesia dengan India sangat bagus. GMR India yang bekerja sama dengan AP II akan mendorong trafik lebih tinggi ke Indonesia tanpa harus singgah di negara lain.
"Kita perlu daging, India juga perlu batu bara dari Indonesia. Ini konteks yang saling menguntungkan. Yang tadinya berhenti ke negara tetangga, Singapura dan Malaysia, sekarang Sumatra jadi hub sebelum pergi lagi ke negara tujuan lain seperti Korea atau Australia," ucap Erick.
Dengan kerja sama tersebut, lanjutnya, Bandara Kualanamu akan menjadi hub internasional guna mendorong Sumatra Utara sebagai pusat pariwisata dan kargo. Erick tak ingin Indonesia hanya menjadi pasar bagi negara lain.
"Ini hal positif. Pembangunan ekonomi tak hanya di Jawa saja. Ekonomi di Sumatra jadi kekuatan sendiri. Presiden sudah investasi di jalan tol. Ini untuk meningkatkan ekonomi dan lapangan kerja di Sumatra," ungkap Erick.
Erick menambahkan Bandara Kualanamu harus bisa menandingi dominasi Bandara Changi Singapura dan Bandara Kuala Lumpur Malaysia dengan menjadi gerbang dunia internasional untuk dapat mengenali Indonesia melalui pintu Sumatera.
Melalui kerja sama ini, ia meyakini dapat menekan tingginya biaya logistik Indonesia yang saat ini sebesar 23 persen atau lebih tinggi dari rata-rata dunia yang sebesar 13 persen. "Bagaimana kita bisa berkompetisi kalau harga logistik mahal. Pak Budi dan saya serius memperbaiki rantai pasok," tuturnya.
"Kerja sama yang kita tekankan bagaimana Sumatra Utara penting kita dorong sebagai pusat pertumbuhan baru ekonomi Indonesia agar memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan lima persen per tahun akan terus tumbuh sampai 2045 sehingga kita jadi negara ekonomi terbesar keempat dunia," pungkas Erick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News