Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: MI/Susanto
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: MI/Susanto

Pengendalian Inflasi Jadi Kunci Utama Hadapi 4 Fase Krisis

Antara • 27 November 2022 19:44
Denpasar: ?????Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet menilai pengendalian inflasi adalah kunci utama saat dunia akan melewati empat fase krisis. Indonesia diyakini dapat melewati fase krisis tersebut dengan pengendalian inflasi yang baik.
 
"Dunia akan melewati empat fase, krisis kesehatan, ekonomi, sosial, politik. Kita sudah berhasil melewati fase krisis kesehatan dengan baik, kita masuk ke krisis ekonomi, saya yakin dengan pengendalian inflasi dan pertumbuhan yang memadai, kita mampu menjaga krisis ekonomi tidak menjalar ke krisis sosial," katanya dilansir Antara, Minggu, 27 November 2022.
 
Menurut Bamsoet krisis sosial sesungguhnya dapat terjadi apabila pemerintah salah dalam mengambil keputusan atau kebijakan saat fase krisis ekonomi.

"Potensi krisis sosial terjadi apabila kita salah dalam mengambil keputusan ketika mengalami krisis ekonomi, misalnya kemarin salah saja pemerintah ambil kebijakan penguncian (lockdown) kita pasti bergeser ke krisis sosial. Untung pemerintah mengambil kebijakan gas rem, sehingga roda ekonomi berjalan walaupun lambat," ujarnya.
 
Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia 6,6% di Atas Prapandemi! 

Bamsoet juga mengatakan saat ini meskipun berada di fase krisis ekonomi, Indonesia masih berada di dalam rel. Ia mengambil contoh kondisi di Inggris, terjadi kesalahan kebijakan yang menyebabkan krisis sosial seperti kelaparan dan penjarahan, sementara apabila krisis politik tercapai maka umumnya terjadi penggulingan kekuasaan.
 
Keempat fase krisis tersebut disampaikan Bambang Soesatyo pada studi umum peran UMKM dalam menghadapi persaingan global pasca pandemi yang digagas Universitas Terbuka di Bali.
 
Dalam kesempatannya, Dia juga membahas soal ancaman resesi global 2023 yang disebut-sebut para ekonom ditandai dengan penaikan suku bunga oleh bank sentral dan ketegangan geopolitik seperti Amerika-Tiongkok serta Rusia-Ukraina.
 
"Dampak resesi tidak main-main, diantaranya risiko kebangkrutan mengancam dunia usaha, hal ini dipengaruhi oleh daya beli konsumsi masyarakat yang terus menurun menyebabkan perusahaan melambat," imbuhnya.
 
Untuk itu, menurutnya perlu untuk memahami ketahanan ekonomi dalam menghadapi resesi global. Sebab, ancaman resesi akan berdampak pada komunitas lainnya termasuk perekonomian Indonesia.
 
Bamsoet menyampaikan, meskipun pada fase krisis ekonomi ini Indonesia masih kuat, kewaspadaan perlu ada, apalagi nilai dolar terus meningkat dan rupiah melemah.
 
"Jika kita refleksi pada pengalaman menghadapi resesi 2008, Indonesia dapat bertahan karena tidak tergantung pada ekspor karena memiliki potensi pasar domestik yang sangat besar, tapi sekarang terbalik harus lebih banyak mengekspor," ucapnya.
 
Menurut dia, ekspor menjadi salah satu cara untuk menjaga perekonomian di tengah isu resesi global, Bamsoet menyebut, UMKM adalah tulang punggungnya.
 
"Berbagai krisis yang kita hadapi ujung-ujungnya tulang punggung kita adalah UMKM. Fakta sejarah menunjukkan bahwa krisis ekonomi pada 1998 tidak mampu mempengaruhi ekonomi kita karena kemunculan UMKM-UMKM baru sehingga krisis moneter yang merasakan hanya pengusaha besar," jelasnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan