"Ekonomi Indonesia sudah 6,6 persen di atas prepandemic level di 2019. Ini termasuk pemulihan yang relatif kuat dan cepat dibandingkan banyak negara yang lain, bahkan beberapa masih belum pulih," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN, Kamis, 24 November 2022.
Kinerja perekonomian itu terjadi karena pemulihan yang konsisten dan cenderung menguat sejak kuartal IV-2021. Pada saat itu, ekonomi nasional tercatat tumbuh 5,02 persen (year on year/yoy).
Konsistensi pertumbuhan berlanjut di kuartal I-2022 dengan capaian pertumbuhan sebesar 5,01 persen (yoy). Lalu pada kuartal II perekonomian Indonesia tumbuh di angka 5,44 persen (yoy), dan kembali naik di kuartal III-2022 menjadi 5,72 persen (yoy).
Pertumbuhan di atas lima persen dalam empat kuartal terakhir itu dinilai lebih baik dari kondisi negara-negara lain. Inggris, salah satu negara dengan ekonomi besar sejauh ini justru masih belum mampu mengembalikan posisi perekonomiannya ke level prapandemi.
"Inggris ini termasuk yang paling lambat, sampai hari ini mereka belum sampai ke prepandemic level. Negara emerging biasanya tumbuh lebih cepat. Tapi Thailand dan Jepang masih di bawah prepandemic level," jelas Sri Mulyani.
Dia menambahkan, kendati perekonomian Indonesia relatif baik, bukan berarti perjalanan ke depan tanpa hambatan. Sebab, gejolak perekonomian dunia diperkirakan juga akan berimbas ke dalam negeri.
Baca juga: CSIS: G20 Beri Dampak Pertumbuhan Investasi RI |
Peningkatan inflasi, tingginya suku bunga acuan dari bank sentral sejumlah negara bakal mempengaruhi perlambatan ekonomi dunia. Ini kemudian dinilai akan berdampak pada Indonesia, utamanya di sektor industri dan perdagangan yang erat kaitannya dengan kondisi global.
Bahkan dampak itu mulai terlihat dari posisi Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia. Dalam beberapa bulan terakhir, level PMI manufaktur Tanah Air terpantau menurun meski masih berada di zona ekspansif.
Pada Oktober, misalnya, PMI manufaktur Indonesia ada di level 51,8, turun dari bulan sebelumnya yang ada di level 53,7. "PMI selama 14 bulan selalu di level ekspansif. Namun pada bulan terakhir ada penurunan, ini perlu diwaspadai karena menyangkut kegiatan manufaktur yang sangat penting," pungkas Sri Mulyani.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News