"Itu bukan lobi. Namanya (BUMN) di bawah kita (Kementerian BUMN), harus (koordinasikan) ke kita dong," kata Arya dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Salahkah Ahok Kembali Menohok?', Minggu, 20 September 2020.
Menurut Arya, koordinasi itu meliputi keputusan strategis. Namun ia bingung konteks lobi yang dimaksud Ahok menyangkut hal apa.
Baca: Ahok Diminta Berhati-hati Saat Berbicara
Arya menjelaskan, berbagai keputusan strategis yang dilakukan oleh direksi BUMN pun mestinya sudah melalui tahapan pembicara bersama komisaris masing-masing perusahaan. Kemudian barulah keputusan itu dikoordinasikan dengan Kementerian BUMN.
"Jadi mau lobi apapun ke menteri kalau di komisaris ya enggak setuju, untuk strategi sih enggak bisa. Jadi ini korporasi ada mekanisme tersendiri," ucap Arya.
Arya juga membantah bahwa situasi lobi melobi itu terjadi karena beberapa komisaris merupakan titipan Kementerian. Sekarang, lanjut dia, penentuan komisaris di BUMN tak bisa ditentukan sembarangan.
"Kalau komisaris di dalam perusahaan memang kita sangat ketat. Dulu itu banyak diangkat-angkat komisaris tanpa diketahui kementerian," ujar Arya.
Ahok sempat menyoroti direksi Pertamina ada yang bermain aman dengan melobi menteri. Bahkan, lanjut dia, sebagian komisaris di BUMN adalah titipan dari sejumlah kementerian.
"Jadi direksi-direksi semua mainnya yang penting lobinya ke menteri, karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan dari kementerian-kementerian," kata Ahok dalam tayangan akun YouTube 'Poin' yang diunggah Senin, 14 September 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id