Belanja online menjadi bagian dari gaya hidup. Foto: Freepik
Belanja online menjadi bagian dari gaya hidup. Foto: Freepik

Fenomena Belanja Online, Promo Menggiurkan, tapi Aman?

Rizkie Fauzian • 03 September 2025 14:18
Jakarta: Belanja online memang sudah jadi bagian dari gaya hidup sehari-hari. Praktis, cepat, dan sering kali penuh kejutan. Namun, tidak semua kejutan berakhir manis. 
 
Beberapa waktu lalu, jagat media sosial dibuat heboh oleh sebuah cuitan di X (dulu Twitter). Seorang pengguna mengaku membeli ponsel, tapi yang sampai di tangannya justru sebotol serum wajah.
 
Cuitan dari akun @noturhusband tersebut viral dengan 6,2 juta tayangan, ribuan likes dan repost, serta kembali memunculkan pertanyaan lama: seberapa amankah sebenarnya berbelanja di e-commerce?

Konsumen semakin waspada

Keresahan warganet itu ternyata bukan tanpa alasan. Data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat, dalam lima tahun terakhir, aduan konsumen terhadap e-commerce selalu masuk daftar sepuluh besar. 

Pada 2024 saja, jumlahnya mencapai 144 aduan, dengan hampir sepertiga di antaranya terkait barang yang tidak sesuai pesanan. Jadi, kisah “HP berubah jadi serum” hanyalah salah satu dari banyak cerita yang bikin konsumen semakin hati-hati.
 
Baca juga: Waspada! Marak Penipuan Voucer dan Review Palsu di Belanja Online

 
Di tengah maraknya kasus seperti ini, e-commerce dengan kode emiten BELI, Blibli, mencoba mengambil langkah berbeda. Menurut COO sekaligus Co-Founder Blibli, Lisa Widodo, platform ini tidak hanya mengandalkan promo, tetapi juga menempatkan rasa aman setelah pembelian sebagai prioritas.
 
Blibli meluncurkan manifesto #NoBlablaDiBlibli yang menegaskan komitmen mereka pada kepuasan pelanggan. Beberapa di antaranya termasuk jaminan keaslian produk, garansi khusus untuk gadget dan elektronik, kemudahan retur barang, pengiriman tepat waktu, dan layanan pelanggan 24 jam.
 
Bahkan, Blibli juga menyiapkan kompensasi hingga Rp25 juta jika pelanggan menerima produk tidak sesuai atau palsu.

Ekosistem dengan standar sama

Pendekatan serupa juga diterapkan pada ekosistem Blibli Tiket. Misalnya, tiket.com menghadirkan fitur Smart Reschedule dan Refund agar pelanggan lebih fleksibel ketika rencana perjalanan berubah. Ranch Market menjamin kesegaran produk, sementara Dekoruma memberi kesempatan pembeli untuk mengecek barang langsung lewat showroom offline.
 
Di saat banyak orang masih trauma dengan pengalaman “belanja online zonk”, Blibli Tiket mencoba menegaskan bahwa loyalitas pelanggan tidak dibangun hanya dari promo kilat. Rasa aman dan perlindungan konsumen justru menjadi kunci utama agar orang mau kembali berbelanja.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan