Kemitraan strategis ini diawali dengan kampanye Beli Lokal, yang diluncurkan pada hari ini, bersamaan dengan Hari Belanja Nasional (Harbolnas) 12.12.
Kerja sama ini menjadikan TikTok, Tokopedia, dan Grup GoTo berkomitmen untuk memberikan manfaat lebih luas bagi para pelaku UMKM di Indonesia dengan memanfaatkan platform e-commerce, dan mendorong penciptaan jutaan lapangan kerja baru dalam lima tahun mendatang.
"Kami harap Harbolnas menjadi momen untuk menawarkan promo menarik, sehingga akhirnya mendorong perekonomian nasional dengan menjaga tingkat konsumsi dalam negeri," kata Executive Director of E-commerce TikTok Indonesia Stephanie Susilo, dikutip dari keterangan resminya, Selasa, 12 Desember 2023.
Diketahui TikTok menyuntikkan dana sebesar USD1,5 miliar atau setara dengan Rp23,4 triliun ke PT Tokopedia, sebagai komitmen investasi jangka panjang. Transaksi tersebut diharapkan akan selesai pada kuartal I-2024.
Dengan demikian, TikTok nantinya akan memiliki pengendalian atas PT Tokopedia. Kemudian, nantinya layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia.
Kemitraan strategis ini akan diawali dengan periode uji coba yang dilaksanakan dengan konsultasi dan pengawasan dari kementerian serta lembaga terkait. Program yang akan diluncurkan di masa uji coba ini adalah kampanye Beli Lokal.
Baca juga: Mendag: Kerja Sama Tokopedia-TikTok Shop Dikasih Waktu hingga 4 Bulan |
Peranan masing-masing platform
Sementara itu, praktisi teknologi informasi dan komunikasi Tony Seno Hartono mengapresiasi kerja sama Tiktok dan Tokopedia. Sebab, TikTok dan Tokopedia akan berperan sesuai dengan perizinan yang dimiliki.
TikTok berperan sebagai media sosial dan pemasaran atau etalase, sementara Tokopedia berperan sebagai lokapasar dan platform transaksi.
"Hal ini dibuat agar pengguna memiliki pengalaman yang lancar ketika berbelanja di dua aplikasi tersebut. Kalau dari sisi pemrograman jump app tidak diperlukan, dan juga tidak direkomendasi karena akan mengganggu pengalaman pengguna yang dipaksa harus lompat-lompat ke sistem lain. Jadi semua pemrograman dapat diotomatiskan," tutur Tony.
Dalam penjelasannya, proses perbelanjaan dari etalase produk hingga pemrosesan pemesanan transaksi akan dilakukan pada dua sistem back-end yang berbeda dari sisi data, domain, dan sistem yang terpisah. Sebaiknya, pengguna Tiktok dan Tokopedia tidak akan mengalami perubahan pengalaman penggunaan masing-masing aplikasi atau tidak ada jump app.
Tony memberikan contoh, proses perbelanjaan dari TikTok ke Tokopedia seperti halnya pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit (RS) yang sudah modern.
Di RS tersebut terdapat sistem backend untuk menangani identitas pasien, rekam medik elektronik, billing, asuransi yang sudah terhubung ke backend lain melalui Application Programming Interface (API) ke beberapa institusi berbeda, misalnya identitas terhubung ke Dukcapil, rekam medik elektronik terhubung ke Kemenkes, billing terhubung ke bank, asuransi terhubung ke BPJS, dan sebagainya.
"Semua sistem tersebut cukup diakses dari satu monitor saja di RS. Bagian penerimaan pasien tersebut tidak perlu lompat-lompat ke aplikasi yang berbeda. Selain itu, interaksi dua aplikasi pada sistem backend sudah lazim digunakan di Indonesia, terutama pada sektor keuangan," tambah Tony.
Beri manfaat luas bagi UMKM
Mengutip laman resmi newsroom.tiktok.com, melalui kesepakatan ini, TikTok, Tokopedia, dan Grup GoTo berkomitmen memberikan manfaat lebih luas bagi para pelaku UMKM di Indonesia.
"Dengan penggabungan kedua bisnis tersebut, lebih dari 90 persen merchant merupakan pelaku UMKM. Para pelaku UMKM tersebut akan mendapatkan dukungan melalui berbagai program dari TikTok, Tokopedia dan Grup GoTo," kata pihak TikTok.
Adapun dukungan-dukungan tersebut antara lain promosi produk-produk, huluisasi UMKM, dukungan pemasaran, branding dan praktik bisnis, dukungan untuk mempromosikan produknya di pasar internasional.
Selanjutnya membuka pusat pengembangan talenta digital, serta memastikan lokapasar yang memungkinkan persaingan secara wajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News