"Iya (dikaji ulang), selain tidak strategis, justru merugikan Indonesia karena hilangnya kesempatan pembenihan dan pembesaran lobster untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri," ujar Halim, dilansir Antara, Kamis, 25 Januari 2024.
baca juga: Sekarang Penangkapan Ikan Gak Bisa Asal, Harus Terukur dan Berbasis Kuota |
Dirinya juga menilai, pemerintah Indonesia perlu melakukan upaya pemulihan sumber daya kelautan dan perikanan di kawasan perairan nasional, hal ini menyusul adanya eksploitasi lobster berlebihan di Indonesia yang merupakan hasil kajian Komnas Pengkajian Sumberdaya Ikan (Komjiskan).
Dirinya pun berharap hasil kajian itu menjadi salah satu pertimbangan bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam mengambil kebijakan serta keputusan dalam menjalankan program yang sejalan dengan semangat keberlanjutan sumber daya perikanan.
Undang Investor Vietnam
Diketahui, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyepakati kerja sama di bidang perikanan dengan Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam Le Minh Hoan, yang bertujuan menciptakan peluang investasi ke Indonesia untuk budi daya lobster."Jadi dia (Vietnam) akan kirim beberapa perusahaan yang akan investasi di Indonesia. Ketika mereka investasi di Indonesia kita akan mendapatkan transfer teknologi, etos kerja, dan lain sebagainya," kata Trenggono.
Melalui kerja sama itu, menurut Trenggono, Indonesia akan menjadi rantai pasok dari budidaya lobster global. Akan tetapi, pihaknya belum mengungkapkan nilai investasi dan perusahaan investor yang terlibat dalam investasi budidaya lobster tersebut.
Ia menerangkan lingkup kerja sama mencakup banyak lini dari sektor hulu hingga hilir di antaranya pembangunan perikanan tangkap dan budidaya berkelanjutan, penjaminan kualitas dan keamanan produk perikanan, investasi, hingga pengolahan, promosi, dan perdagangan produk perikanan.
Kerja sama dengan Vietnam termasuk pada perlawanan terhadap praktik illegal, unreported, unregulated fishing (IUU Fishing) pertukaran informasi data perikanan, transfer teknologi dan pertukaran ahli, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News