Berdasarkan hasil survei, ditemukan setengah dari masyarakat Indonesia cenderung membeli barang di luar dari daftar belanja mereka, baik untuk pembelian secara daring maupun offline. Survei tersebut menemukan orang Indonesia memiliki tendensi melakukan pembelian produk secara spontan di luar daftar belanja mereka atau dikenal istilah impulsive buying.
Co-Founder dan CEO Populix Timothy Astandu menambahkan hal ini terutama didorong oleh adanya kesempatan untuk memiliki produk yang sudah lama diinginkan tetapi baru bisa dibeli sekarang, dan sebagai bentuk apresiasi bagi diri sendiri atau self-reward.
"Selain itu, kampanye promosi juga menjadi faktor pendorong kuat bagi masyarakat dalam melakukan impulsive buying, misalnya, promo khusus dari penjual atau diskon spesial pada momentum festival belanja," ujar Timothy, dilansir dari keterangan tertulisnya, Rabu, 22 Februari 2023.
Perilaku belanja masyarakat Indonesia saat ini
Dari survei yang dilakukan terhadap 1.086 laki-laki dan perempuan berusia 18-55 tahun, ditemukan bahwa meskipun masyarakat Indonesia saat ini sudah terbiasa dengan berbelanja secara daring maupun offline, tetapi 63 persen di antara mereka mengatakan lebih menyukai berbelanja secara daring.Baca: Pekerja Kontrak Bisa Kok Jadi Tetap, tapi.. |
Beberapa alasan masyarakat lebih menyukai berbelanja secara daring adalah hemat waktu dan tenaga (75 persen), dapat membandingkan harga produk dengan toko lainnya (63 persen), bisa mendapatkan cashback (60 persen), gratis ongkos kirim (53 persen), lebih banyak opsi metode pembayaran (48 persen), dan memiliki lebih banyak variasi produk (47 persen).
"Dan dapat membaca review terkait penjual (47 persen)," ujarnya.
Sementara itu, 37 persen masyarakat yang lebih memilih berbelanja langsung di toko menyatakan lebih menyukainya karena dapat melihat produk secara langsung (78 persen), dapat langsung membawa pulang barang yang dibeli (68 persen), meminimalisasi risiko barang rusak atau hilang (61 persen), dan dapat mencoba barang sebelum membelinya (57 persen).
Kemudian, kegiatan berbelanja tersebut menjadi bentuk refreshing untuk diri sendiri/keluarga (42 persen), bisa mendapatkan penjelasan lengkap dari penjual (38 persen), dan mendapatkan inspirasi untuk membeli produk lain yang ada di toko (26 persen).
Selanjutnya, kategori produk yang sering dibeli oleh masyarakat adalah produk kebutuhan utama seperti makanan dan minuman (69 persen), kebutuhan sehari-hari (68 persen), fesyen dan pakaian olahraga (59 persen) serta bahan makanan segar (41 persen).
"Selain itu, produk lain yang juga banyak dibeli oleh masyarakat adalah produk-produk perawatan diri seperti produk perawatan tubuh (48 persen) dan kosmetik (39 persen)," ucapnya.
Menariknya, selain berbelanja produk kebutuhan utama dan perawatan diri, survei memperlihatkan bahwa 52 persen masyarakat juga menyatakan pernah membeli voucher promo dari platform daring dengan alasan untuk mendapatkan diskon (79 persen), ingin mencoba (38 persen), dan memang sudah terbiasa membeli voucher promo (22 persen).
"Adapun mayoritas voucher yang dibeli tersebut biasanya ditukarkan di restoran (34 persen), hotel (29 persen), dan bioskop (21 persen)," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id