Ekonom Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan demikian lantaran sebagian besar negara-negara sudah meningkatkan pertahanan kemandirian ekonominya masing-masing di situasi sulit seperti saat ini.
"Karena kalau bergantung, ketika ada gejolak sangat merugikan. Mungkin sudah saatnya kita mulai serius untuk bagaimana mewujudkan kemandirian," kata Ahmad, dalam Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu, 13 Juli 2022.
Kendati demikian, Ahmad tidak serta merta melarang pemerintah untuk menyetop impor. Apalagi pemerintah memang sudah memiliki kebijakan mengenai TKDN.
Baca juga: TKDN Minta Ditingkatkan, Jokowi: Masa Jagung dan Kedelai Masih Impor! |
Ia pun berujar, sebaiknya Indonesia mulai memperkuat bidang-bidang yang memiliki potensi tinggi, seperti industri elektronik dan furnitur. Nantinya, hasil dari industri tersebut sebisa mungkin diserap oleh pemerintah sebagai belanja negara.
"Jadi upaya-upaya ini untuk memberikan keberpihakan terhadap pelaku industri nasional ini perlu ditunjukkan lebih serius lagi. Nah, ini sejalan dengan statement presiden yang ingin kita maskimalkan produk dalam negeri," ujarnya.
Lebih lanjut, Ahmad menambahkan, jikapun dikondisi saat ini negara harus melakukan impor, diharapkan impor tersebut merupakan impor bahan baku. Pasalnya, impor barang baku akan menciptakan nilai tambah.
"Jangan sampai ada kebijakan yang menghambat datangnya barang baku. Ini tentu akan menghambat penciptaan nilai tambah. Kalau misalnya, kalau nilai tambahnya terhambat akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang tidak optimal, devisa, dan seterusnya. Ini yang perlu diseriusi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News