Melalui pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tercatat berhasil menekan emisi karbon hingga 921.119 ton CO2 sepanjang tahun 2024.
Langkah strategis ini dilakukan melalui program cofiring, yaitu pencampuran biomassa dengan batu bara dalam proses pembangkitan listrik.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, pihaknya sukses menghasilkan energi hijau (green energy) sebesar 814 GWh selama tahun 2024, memberikan dampak positif bagi lingkungan sekaligus mendukung target Net Zero Emission pada 2060.
"Program yang memberikan kontribusi nyata terhadap pasokan energi ramah lingkungan di Indonesia," kata Edwin dalam keterangan tertulis, Selasa, 4 Januari 2025.
Baca juga: Serbuk Kayu Jadi Bahan Bakar PLTU, Gimana Caranya? |
Mengurangi ketergantungan pada batu bara dengan biomassa
Subholding pembangkitan PLN ini tengah mengurangi ketergantungan terhadap batu bara dengan beralih ke sumber energi yang lebih berkelanjutan.Sepanjang 2024, PLN IP telah memanfaatkan 793.060 ton biomassa yang terdiri dari pellet kayu, sampah, cangkang sawit, serbuk gergaji, sekam padi, hingga limbah racik uang kertas.
Inisiatif cofiring biomassa ini menjadi bagian dari strategi besar perusahaan dalam mendukung kebijakan pemerintah dalam mengurangi emisi karbon.
"Ini adalah langkah besar korporasi dalam mendukung transisi energi nasional dan menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan," ucap Edwin.
Selain itu, PLN IP juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pihak, khususnya dalam mengembangkan teknologi yang lebih inovatif dalam pengurangan emisi karbon di sektor energi.
"PLN Indonesia power terbuka melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan teknologi yang dapat mengurangi emisi karbon," ujar Edwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News