Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan, emas masih menjadi instrumen investasi yang diminati oleh masyarakat karena sifatnya yang safe-haven dan tahan terhadap inflasi. Oleh karena itu, lanjutnya, emas menjadi aset aman yang dicari saat eskalasi geopolitik meningkat.
"Per Februari 2024, realisasi angka bisnis pembiayaan emas BSI mencapai Rp3,76 triliun. Kami yakin angka ini akan terus bertambah seiring makin tingginya minat masyarakat terhadap emas serta adanya tren kenaikan harga emas," ujarnya.
Harga emas kembali cetak rekor dengan tembus di level psikologis baru USD2.400 per troy ons pada Jumat, 19 April 2024. Menurut data Refinitiv, harga emas di pasar spot menguat 0,92 persen menjadi USD2.400,13 per troy ons. Level ini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa. Kenaikan ini juga memperpanjang tren positif emas.
Adapun harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Jumat, 19 April 2024, untuk ukuran satu gram dibanderol di harga Rp1,345 juta per gram.
Baca: Riset BSI: 6 Sektor Berdampak Signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi RI selama Ramadan dan Idulfitri |
Menurut Anton, BSI menyiapkan beberapa strategi untuk meningkatkan bisnis emas terhadap pembiayaan sepanjang 2024. Salah satunya, memfasilitasi layanan emas di lebih dari 1.000 outlet BSI seluruh Indonesia.
Selain itu, BSI juga menyiapkan layanan digital melalui BSI Mobile untuk cicil emas, tabung emas & gadai emas. Tidak ketinggalan, produk cicil emas dengan margin yang kompetitif, serta cicilan ringan yang dapat diangsur hingga jangka waktu maksimal lima tahun.
"Saat ini, total kontribusi bisnis emas terhadap pembiayaan konsumer BSI sebanyak 6 persen," ujar Anton.
Anton menyebut, mayoritas segmen nasabah yang memiliki emas di BSI berasal dari kalangan pegawai yang cenderung bisa mengatur cash flow untuk pembelian emas maupun cicil emas sesuai dengan pendapatan per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News