BSI Institute Quarterly melakukan riset terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia selama Ramadan dan Idulfitri 2024. (Foto: Dok. BSI)
BSI Institute Quarterly melakukan riset terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia selama Ramadan dan Idulfitri 2024. (Foto: Dok. BSI)

Riset BSI: 6 Sektor Berdampak Signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi RI selama Ramadan dan Idulfitri

Patrick Pinaria • 20 April 2024 10:32
Jakarta: Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada awal 2024 menjadi perhatian yang cukup menarik bagi publik Tanah Air. Tak sedikit publik yang menatap optimis dan juga memprediksi ekonomi di Indonesia mengalami rapor positif, terutama pada triwulan I hingga triwulan II.
 
Ada dua momentum yang membuat publik percaya pertumbuhan ekonomi bisa maju pada dua triwulan pertama tahun ini. Pertama, momentum Pemilu pada Januari-Februari 2024. Kemudian, momentum bulan Ramadan dan Idulfitri pada Maret-April 2024.
 
Hal tersebut diungkapkan oleh Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Banjaran Surya Indrastomo. Dalam pemaparannya melalui laporan BSI Institute Quarterly, ia menilai salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi pada bulan Ramadan karena tingkat peningkatan pendapatan dan pengeluaran masyarakat yang semakin tinggi.

"Khusus untuk bulan Ramadan, biasanya pengeluaran masyarakat akan meningkat, tidak hanya yang bersifat konsumtif namun juga yang sifatnya sosial dalam bentuk zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Terlebih bagi sebagian masyarakat, mereka akan menerima tunjangan hari raya (THR) saat bulan Ramadan, di mana hal ini mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dan diharapkan dapat meningkatkan konsumsi juga, khususnya di sektor makanan dan minuman, fesyen, dan sektor-sektor terkait lainnya," jelas Banjaran.
 
Banjaran juga menilai momentum Ramadan ini biasanya juga akan mendorong pertumbuhan sektor transportasi, akomodasi, dan logistik. Hal ini dikarenakan sebagian masyarakat khususnya yang ada di kota besar (lebih khusus lagi Jakarta), akan melakukan mudik ke kampung halaman masing-masing untuk merayakan Idulfitri.
 
"Meskipun demikian, tampaknya pertumbuhan sektor ini akan terkontribusi pada triwulan ke-2, di mana biasanya aktivitas mudik secara mayoritas dilakukan di minggu terakhir Ramadan atau menjelang Idul Fitri di bulan April 2024," paparnya.
 
Dampak Ramadan dan Idulfitri terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia juga dibahas Senior Research Fellow BSI Institute, Ikram Nur Muharam. Ia memaparkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada periode tersebut juga dapat dilihat dari pertumbuhan PDB.
 
"Pertumbuhan PDB (QoQ) yang signifikan selalu terjadi pada kuartal-kuartal yang ada bulan Ramadan dan 'Idulfitri'-nya, yang menunjukkan momentum perekonomian selama perayaan Islam tersebut. Selama periode ini, PDB riil tanaman pangan, peternakan, dan produsen tekstil lebih tinggi dibandingkan kuartal yang tidak ada bulan Ramadan dan Idulfitri-nya," tulis Ikram. 
 
 
Baca: Permudah Masyarakat Dapatkan Rumah, BSI Hadirkan Griya One Day Approval

 
Jika mengacu pada data laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sektoral triwulanan selama tahun 2011 sampai dengan 2023, ada enam sektor yang selalu mengalami pertumbuhan positif saat bulan Ramadan. Keenam sektor tersebut, di antaranya Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estate; dan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.
 
Namun, ada satu sektor yang mengalami pertumbuhan pesat selama Ramadan dan Idulfitri, yakni sektor Informasi dan Komunikasi. Tercatat, sektor ini mengalami pertumbuhan dua digit angka ((≥10% yoy).
 
Data Average Revenue per User (ARPU) dua main players Sektor Informasi dan Komunikasi yang ada di Indonesia juga menunjukkan adanya kenaikan pendapatan jelang dan selama bulan Ramadan. Sektor Informasi dan Komunikasi di Tanah Air dinilai masih memiliki ruang untuk tumbuh mengingat sebaran fasilitas yang belum merata di setiap wilayah.
 

Dampak signifikan momen Ramadan dan Idulfitri terhadap ekonomi syariah

Momentum Ramadan dan Idulfitri juga praktis memberikan dampak pada ekonomi syariah di Indonesia. Menurut Senior Quantitative Analyst BSI Institute, Fatiya Rumi Humaira, dampak dari kedua momen ini selalu konsisten bertumbuh dan dapat ditemukan di sikulis Produk Domestik Bruto (PDB) dalam sepuluh tahun terakhir.
 
"Tidak mengejutkan bahwa Ramadan menjadi penyokong utama siklus perekonomian Indonesia selama puluhan tahun terakhir. Apabila menerjemahkan tanggal Ramadan dan Idulfitri yang bergerak setiap tahunnya kepada tahun masehi, Ramadan effect konsisten dapat ditemukan di siklus Produk Domestik Bruto (PDB)," jelas Fatiya.
 
Adapun dampak ini bisa dilihat dari sektor industri halal. Klasifikasi industri halal yang digunakan di sini mengacu kepada State of Global Islamic Economy (SGIE) Report yang dikeluarkan DinarStandard, namun dengan sedikit penyesuaian. 
 
Menurut data mereka, ada enam sektor yang terkena dampak selama momen Ramadan dan Idulfitri. Di antaranya, sektor makanan dan minuman halal, media dan rekreasi, farmasi dan kosmetik, pariwisata ramah muslim, pakaian, dan keuangan syariah. 
 
"Untuk menyesuaikan dengan potensi sektoral di Indonesia yang belum ada di SGIE, sektor ZISWAF, perdagangan, dan jasa lainnya juga dimasukkan ke dalam pemetaan ini," kata Fatiya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan