Ilustrasi bawang putih. Foto: MI
Ilustrasi bawang putih. Foto: MI

Harga Bawang Putih Masih Tinggi, Ini Penyebab dan Solusinya

Annisa ayu artanti • 13 Agustus 2023 11:09
Jakarta: Pemerintah dinilai untuk segera mengambil kebijakan atas terus meningkatnya harga bawang putih dipasaran. Sebab, banyak persoalan yang menjadi pemicu naiknya harga bahan pokok tersebut. 
 
Beberapa biang kerok yang jadi pemicu kenaikan harga bawang putih adalah tingkat konsumsi dan produksi dalam negeri hingga harga di pasar global serta prosedur impor yang bebelit. 
 
“Kenaikan ini sudah terjadi sejak Januari dan berlangsung hingga Juli 2023. Ada beberapa hal dibalik kenaikan ini dan pemerintah perlu mengambil beberapa kebijakan untuk mengatasinya, termasuk memasukkannya ke daftar komoditas yang diatur dalam Neraca Komoditas,” ujar Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Hasran dalam keterangan tertulis, Minggu, 13 Agustus 2023.
 
Ia menjelaskan, bila bawang putih menjadi produk yang diatur di dalam Neraca Komoditas, maka sistem ini akan dapat memangkas persyaratan teknis dan administrasi sehingga penerbitan persetujuan impor dapat dipercepat dan sebagai akibatnya impor dapat memenuhi kekosongan pasokan tepat waktu.
 
Baca juga: Pemerintah Diminta Pertimbangkan Tambah Kuota Impor Bawang Putih
 
Data PIHPS menunjukkan bawang putih di pasar tradisional di seluruh Indonesia rata-rata dijual pada harga Rp42.500 per kg. Harga pada Juli 2023 ini naik sebesar 7,73 persen dibandingkan harga bulan sebelumnya dan 44,80 persen lebih tinggi dari Juli 2022.
 
Kenaikan konsumsi bawang putih yang diperkirakan oleh Kementerian Pertanian mencapai rerata 1,38 persen per tahun tidak dibarengi dengan kenaikan produksi dalam negeri yang menurut Badan Pusat Statistik malah menurun dari 88.816 ton pada 2019 menjadi 30.582 ton di 2022.
 
Tren penurunan ini akan terus berlanjut bahkan hingga 2023 seiring terjadinya penyempitan lahan tanam oleh petani. Ia membeberlan saat ini banyak petani bawang putih dalam negeri yang berpindah dari menanman bawang putih ke tanaman lain yang lebih produktif. 
 
"Karena 95 persen kebutuhan domestik akan bawang putih dipenuhi oleh impor, naiknya harga bawang putih di pasar internasional, otomatis Indonesia akan merasakan dampaknya," ucapnya. 
 
Di samping itu, Tiongkok, negara yang memasok 85,58 persen dari bawang putih yang diimpor Indonesia juga melaporkan adanya kenaikan harga bawang putih yang disebabkan oleh musim hujan berkepanjangan. 
 
Terlambatnya realisasi impor juga turut mempengaruhi harga dalam beberapa bulan terakhir. Per Juli 2023 pemerintah telah mengeluarkan persetujuan impor (PI) untuk mengimpor bawang putih sebanyak 279 ribu ton namun hingga Juli 2023, realisasinya baru sekitar 171.500 ton.
 
Menurutnya, peningkatkan peran importir swasta dalam pengendalian harga bawang putih akan mampu mepercepat proses impor karena waktunya disesuaikan dengan permintaan pasar.
 
Pemerintah juga sebaiknya mengevaluasi kebijakan wajib tanam yang selain belum membuahkan hasil yang diharapkan tetapi juga membemhbani swasta, dan memberikan akses modal yang lebih mudah kepada petani bawang putih. 
 
"Sebagai alternatif, upaya untuk meningkatkan produksi bawang putih lokal bisa dilakukan melalui peningkatan produktivitas serta akses terhadap modal produksi. Hal ini akan menguntungkan produsen bawang putih lokal dalam jangka panjang serta mengatasi masalah keterbatasan lahan," tutur dia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan