Ilustrasi. Smelter Freeport di Gresik. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Smelter Freeport di Gresik. Foto: Medcom.id

Capaian 10 Tahun Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi di Kawasan Industri Hilir dan UMKM

M Rodhi Aulia • 05 Oktober 2024 09:00
Jakarta: Dalam sepuluh tahun terakhir, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhasil menciptakan lompatan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi melalui industrialisasi hilir, pemberdayaan UMKM, dan penciptaan lapangan kerja. 
 
Upaya tersebut telah mendorong peningkatan nilai tambah dari pengelolaan sumber daya alam serta memajukan sektor UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
 
Baca juga: Capaian 10 Tahun Jokowi: Pembangunan IKN dan Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan

Peningkatan Kapasitas UMKM dan Lapangan Kerja

UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM mencapai lebih dari 65 juta unit. UMKM ini tersebar di berbagai sektor, termasuk kuliner, fesyen, kerajinan tangan, hingga teknologi digital.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu penopang ekonomi nasional karena UMKM mencakup sekitar 99% total unit usaha di Indonesia, berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga 60,51%, serta menyerap hampir 97% dari total tenaga kerja di Indonesia. 
 
Di tengah tantangan pandemi Covid-19, UMKM tetap menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi nasional. Melalui program seperti Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR), pemerintah berupaya meningkatkan akses pendanaan bagi pelaku usaha kecil yang sulit dijangkau perbankan konvensional. 
 
Hingga pertengahan 2024, program UMi telah menyalurkan pembiayaan hampir 40 triliun rupiah kepada lebih dari 10 juta pelaku usaha, mencakup 510 dari total 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia atau sekitar 99 persen. Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan menegaskan pentingnya peran UMKM dalam perekonomian.
 
"Kita tahu jumlah UMKM kita itu kurang lebih 65 juta, kurang lebih. Dan kontribusi terhadap PDB ekonomi kita 61 persen, sangat besar sekali. Dan penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM 97 persen, sebuah angka yang juga sangat besar sekali," ujar Jokowi saat memberi sambutan di acara BRI Microfinance Outlook 2024 di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis 7 Maret 2024.
 
Pemerintah juga berkontribusi pada pengembangan UMKM melalui penyaluran KUR dengan subsidi bunga yang besar. “Subsidi KUR dari pemerintah mencapai Rp 46 triliun agar bunga turun hingga 3 persen untuk usaha mikro dan 6 persen untuk usaha kecil,” lanjutnya.

Hilirisasi Industri: Smelter dan Pemberdayaan Lokal

Salah satu strategi kunci pemerintahan Jokowi dalam sepuluh tahun terakhir adalah hilirisasi industri, terutama di sektor pertambangan. Kebijakan ini telah membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara lebih dari Rp 158 triliun selama delapan tahun terakhir.
 
Dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR RI 2024, Jokowi menyoroti keberhasilan pembangunan smelter untuk nikel, bauksit, dan tembaga. 
 
“Alhamdulillah, sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara lebih dari Rp158 triliun selama 8 tahun ini,” ungkap Jokowi.
 
Smelter yang beroperasi tidak hanya berdampak pada peningkatan pendapatan negara, tetapi juga memajukan UMKM lokal. 
 
Misalnya, PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) dan perusahaan-perusahaan lain di sektor hilirisasi nikel telah meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa dari UMKM di Sulawesi Tengah. Jumlah UMKM di provinsi ini tumbuh dari 25.158 pada 2021 menjadi 29.706 pada 2022, menunjukkan dampak positif hilirisasi terhadap ekonomi lokal.
 
“Sudah 400 tahun kita ekspor bahan mentah sejak zaman kompeni. Meskipun ditekan dari berbagai pihak, kita jangan mundur. Hilirisasi harus terus dilanjutkan,” ujar Jokowi dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional HIPMI ke-XVIII di ICE BSD, Tangerang, 31 Agustus 2023. 
 
Jokowi menekankan bahwa hilirisasi tidak hanya berlaku bagi sektor besar seperti nikel, tambang, dan tembaga, tetapi juga penting untuk produk UMKM. Contohnya, produk kopi dan rumput laut yang masih sering diekspor dalam bentuk mentah. Jika diolah di dalam negeri, produk-produk tersebut dapat memberikan nilai tambah yang lebih tinggi.
 
“Kita punya kopi robusta dan arabika yang sangat baik, jangan lagi diekspor dalam bentuk biji mentahan. Harus diolah di dalam negeri,” tegasnya. 
 
Hal serupa juga berlaku untuk rumput laut, di mana Jokowi melihat potensi besar dalam pengolahan menjadi tepung agar atau semi karagenan, sehingga membuka lapangan kerja dan meningkatkan nilai ekonomi Indonesia sebagai produsen rumput laut terbesar kedua di dunia.
 
“Visi besar ini harus diiringi dengan langkah taktis. Hilirisasi tidak hanya memberi nilai tambah ekonomi, tapi juga menciptakan lapangan kerja, mendorong UMKM naik kelas, dan memperkuat daya saing industri nasional di pasar global,” ujar Jokowi.

Dampak Keberlanjutan Hilirisasi

Presiden Jokowi optimis bahwa hilirisasi akan terus membawa manfaat jangka panjang bagi Indonesia. Berdasarkan perhitungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), hilirisasi diprediksi akan meningkatkan pendapatan per kapita Indonesia menjadi USD 10.900 dalam 10 tahun ke depan, dan mencapai USD 25.000 pada 2045.
 
Keberlanjutan program hilirisasi menjadi penting untuk memastikan bahwa nilai tambah dari sumber daya alam tidak hanya diekspor mentah, tetapi diolah di dalam negeri demi membuka lapangan kerja dan mendongkrak pendapatan negara.
 
"Jangan biarkan mentahan-mentahan itu terus diekspor, industrialisasikan, hilirisasikan di dalam negeri," ujar Jokowi.
 
Indonesia bergerak menuju industrialisasi yang berkelanjutan, dengan UMKM dan sektor hilir industri sebagai fondasinya.

Kesimpulan

Selama sepuluh tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, Indonesia telah mencatat kemajuan signifikan dalam hilirisasi industri dan pemberdayaan UMKM, yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
 
Jumlah UMKM telah mencapai lebih dari 65 juta unit, menyumbang 60,51% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97% tenaga kerja. Melalui program seperti UMi, pemerintah menyalurkan hampir Rp40 triliun kepada 10 juta pelaku usaha hingga pertengahan 2024, menjangkau 99% kabupaten/kota di Indonesia.
 
Di sektor hilirisasi industri, kebijakan hilirisasi nikel, bauksit, dan tembaga telah menciptakan lebih dari 200 ribu lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan negara sebesar Rp158 triliun dalam delapan tahun terakhir. Hilirisasi juga berdampak positif pada UMKM lokal, terbukti dari pertumbuhan UMKM di Sulawesi Tengah dari 25.158 pada 2021 menjadi 29.706 pada 2022.
 
Keberlanjutan hilirisasi diproyeksikan akan membawa Indonesia menuju pendapatan per kapita USD 10.900 dalam 10 tahun ke depan, dan mencapai USD 25.000 pada 2045, menjadikan UMKM dan hilirisasi sebagai fondasi ekonomi masa depan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan