Ilustrasi petani tembakau. Foto: MI/Tosiani.
Ilustrasi petani tembakau. Foto: MI/Tosiani.

CISDI: Petani Tembakau Jangan Dijadikan Alat Menolak Penaikan Cukai

Medcom • 24 November 2022 22:01
Jakarta: Center for Indonesia Strategic Development Initiative (CISDI) mengadvokasi petani dan buruh tembakau melalui film dokumenter. CISDI hari ini meluncurkan film dokumenter berjudul Di Balik Satu Batang, yang tayang di XXI Metropole, Cikini, Jakarta Pusat. 
 
"Melalui film ini, CISDI menampilkan potret realita buruh dan petani tembakau dalam ekosistem bisnis rokok," kata Project Lead Tobacco Control CISDI sekaligus sutradara fil dokumenter, Iman Zein, melalui keterangan tertulis, Kamis, 24 November 2022.
 
Iman mengatakan kerap muncul narasi petani dan buruh tembakau akan terdampak atas penaikan cukai tembakau. Tapi, hal ini justru berbanding terbalik dengan temuan dia di lapangan.

“Di lapangan, para petani mengeluhkan tentang tata niaga yang belum baik. Mereka tidak memiliki kemerdekaan menentukan harga. Belum lagi faktor cuaca yang kadang membuat petani gagal panen. Jadi, kerugian mereka tidak ada hubungannya dengan cukai. Malah jika dialokasikan dengan tepat, Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) justru berdampak baik untuk petani," kata Iman.
 
Hal ini dikonfirmasi Sukiman dan Istanto yang dulunya bekerja sebagai petani tembakau. Kini keduanya memilih menanam secara multikultur.
 
"Harga rokok naik terus, tapi harga daun tembakaunya segitu saja. Ini membingungkan para petani. Kami juga ingin sejahtera. Tapi realitanya, kesejahteraan petani dan industri terasa sekali kesenjangannya,” tutur Sukiman.
 
Pada kesempatan yang sama, Istanto juga menerangkan tentang kesejahteraan petani yang meningkat setelah melakukan diversifikasi pertanian.
 
"Dulu sempat ada kemarau panjang. Banyak petani tembakau merugi karena alami gagal panen, bahkan sampai ada yang menjual tanah pertaniannya."
 
"Keresahan ini berakhir ketika kami sudah beralih tanam. Di luar dugaan, tanaman seperti buncis, cabe yang ditanam penduduk lokal sudah bisa ekspor. Proses alih tanam ini dibantu dari DBHCHT setelah kita bersurat ke Presiden,” kata Istanto.
 

Petani jangan dijadikan alat

Pro-kontra penaikan cukai selalu terjadi setiap tahun. Kesejahteraan petani dan pekerja industri tembakau selalu dibenturkan dalam perdebatan cukai rokok. 
 
Chief Strategist CISDI, Yurdhina Meilissa, turut mempertanyakan kebenaran narasi tersebut. Menurutnya, hampir setiap tahun Kementerian Keuangan konsisten menaikkan cukai tembakau, namun produksi rokok tidak menurun, malah cenderung meningkat.
 
CISDI mencatat, tahun lalu produksi rokok di Indonesia meningkat sampai 7,27 persen. Tahun 2020, Indonesia memproduksi 298,4 miliar batang. Namun, pada 2021 produksi rokok naik hingga 320,1 miliar batang. 
 
"Padahal, di tahun itu cukai rokok naik rata-rata 12,5 persen. Jadi, mana buktinya industri akan merugi jika cukai rokok dinaikkan?” tutur Yurdhina.
 
Founder & CEO CISDI, Diah Satyani Saminarsih, yang juga merupakan Eksekutif Produser film Di Balik Satu Batang, juga berharap agar narasi terkait buruh dan petani tembakau tidak hanya jadi slogan untuk membendung kenaikan cukai tembakau.
 
Berdasarkan hasil kajian CISDI tahun 2021, meski cukai rokok naik hingga 45 persen, tetap dapat berdampak nett positif pada kondisi perekenomian Indonesia. Baik itu meningkatnya pendapatan negara maupun bertambahnya lapangan pekerjaan. 
 
"Tujuan melandaikan prevalensi perokok juga akan tercapai. Jadi, seharusnya tidak perlu ada keraguan lagi dalam menaikkan cukai tembakau," tutur Diah.
 
Baca: Pemerintah Diminta Tegas Buat Kebijakan yang Melindungi Petani Tembakau
 
Peluncuran premiere film dokumenter Di Balik Satu Batang turut dihadiri Febrio Nathan Kacaribu sebagai representasi Kementerian Keuangan yang baru-baru ini mengumumkan penaikan cukai tembakau rata-rata 10 persen untuk 2023 dan 2024.
 
Di akhir sesi diskusi film, Diah Saminarsih menyatakan bahwa film dokumenter ini membuka mata kita untuk melihat sisi lain dari para pekerja di sektor pertembakauan. 
 
"Ternyata di balik satu batang rokok terdapat realita kehidupan petani tembakau yang sesungguhnya. Masih banyak PR, terutama dalam kebijakan pengendalian tembakau, yang harus diselesaikan. Keterlibatan multisektor sangat diharapkan agar tidak ada lagi kesalahan dalam pengambilan kebijakan,” kata Diah.
 
Film dokumenter ini juga akan tayang di kanal Youtube CISDI mulai 26 November 2022 pukul 19.00 WIB.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan