| baca juga: Menparekraf 'Jualan' Potensi Kekayaan Intelektual Indonesia di Swiss |
"Bagi kami database itu penting," ujar Ketua Pokja Tugas Pembantuan Direktorat Kuliner Kriya Desain dan Fesyen Kemenparekraf Yanuar Arif dikutip dari Antara, Kamis, 25 Juli 2024.
Yanuar melanjutkan keberadaan basis data tersebut menjadi landasan kebijakan untuk pengembangan ekonomi kreatif dan UMKM baik di tingkat provinsi maupun nasional.
UMKM, kata dia, memang tidak bisa dilepaskan dari ekonomi kreatif karena beberapa aspek dari kedua sektor itu saling beririsan.
"Sektor ekonomi kreatif dan UMKM ini beririsan. Jadi ke depan ini bisa diintegrasikan agar data pelaku UMKM bisa masuk ke ekonomi kreatif," katanya.
Salah satu provinsi yang tengah mengumpulkan data untuk penyusunan pangkalan data ekonomi kreatif itu adalah Sumatra Utara.
Pekerjaan rumah pengembangan ekonomi kreatif
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumut Zumri Sulthony menyebut penyusunan data itu menjadi salah satu pekerjaan rumah pengembangan ekonomi kreatif di wilayahnya.Terkait hal itu, Analis Kebijakan Ahli Muda Disbudparekraf Sumut Simon Siregar mengatakan bahwa proses pengumpulan data ekonomi kreatif di wilayahnya sedang berlangsung.
Menurut Simon, data tersebut sampai mencakup hal-hal detail misalnya sampai ke alamat. Data ekonomi kreatif itu pun diburu hingga ke desa atau kelurahan.
Oleh karena itu, dia menegaskan, pihaknya membutuhkan waktu untuk menyelesaikan database ekonomi kreatif tersebut.
"Nantinya semua akan dikumpulkan dan dapat diakses melalui aplikasi di situs web," tutur Simon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id