"Kaum perempuan juga terbukti sebagai pilar ketahanan pangan, di saat banyak urbanisasi yang dilakukan kaum laki laki, perlahan-lahan pertanian kita cenderung feminim," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Bidang Perekonomian Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Said Abdullah, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 25 Oktober 2022.
"Kekuatan perempuan sebagai kekuatan produksi sangat terlihat begitu diasporisnya para tenaga kerja wanita kita di berbagai belahan negara. Mereka mandiri, namun minim perlindungan atas hak-haknya, terutama di negara-negara yang penghormatan hak asasinya rendah," tambah Said.
Tak hanya itu, tambahnya, perempuan juga sebenarnya bisa berada dalam perpolitikan. Said mengutip pernyataan Bung Karno dalam bukunya 'Sarinah: Kewajiban Wanita dalam Perdjuangan Repoeblik Indonesia' posisi perempuan dalam perjuangan Republik Indonesia bukan sekadar urusan emansipasi.
| Baca: Bahlil Cs Ancang-ancang Hadapi Target Investasi di Kegelapan Ekonomi Tahun Depan |
"Jadi kita pahami bila Bung Karno bukan sekadar menempatkan perempuan dalam pemajuan bangsa dan negaranya. Lebih spesifik, perempuan menjadi bagian kekuatan yang harus turut serta melawan feodalisme, kolonialisme, dan imperialisme," ucap Said.
Di sisi lain, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengungkapkan berbagai penelitian menunjukkan pemberdayaan perempuan dalam suatu perekonomian akan meningkatkan kapasitas ekonomi tersebut sebesar 20 persen hingga 25 persen. Artinya pemberdayaan perempuan bisa membuat perekonomian suatu negara akan lebih terakselerasi.
"Bukan saja pada pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan perempuan juga menjadi faktor berganda dalam pengurangan kemiskinan, meningkatkan ketahanan pangan, perbaikan gizi, hingga perbaikan tata kelola sebuah negara," ucap Juda.
Di sektor UMKM, ia menyebutkan peran perempuan sangat dominan, yang tercermin dari sebanyak 65,5 juta UMKM, peran UMKM perempuan adalah sebesar 65 persen sehingga cukup signifikan dan dominan. Adapun mayoritas UMKM perempuan tersebut bergerak di bidang makanan dan pakaian.
Di masa pandemi, berbagai survei turut melaporkan UMKM perempuan juga tercatat memiliki daya tahan lebih dibandingkan dengan UMKM yang dimiliki oleh pria. Sebagai contoh, lebih sedikit UMKM perempuan yang menutup usahanya dibandingkan dengan UMKM pria di saat pandemi covid-19 melanda.
Meski demikian, Juda membeberkan UMKM perempuan juga masih menghadapi berbagai tantangan dan kendala, yakni dari aspek kapasitas, produksi, kelembagaan, ekosistem yang mendukung, maupun pembiayaan atau permodalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id