Kontributor berikutnya, jelas Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono, berasal dari segmen pengembangan kawasan industri yang mencatatkan marketing sales sebanyak Rp214 miliar atau 26 persen. Kemudian segmen pengembangan Mixed-Use & High Rise senilai Rp110 miliar atau sebesar 14 persen.
Penjualan dari proyek-proyek berlokasi di Surabaya memberikan kontribusi marketing sales Rp422 miliar atau 53 persen dari keseluruhan. Sisanya sebesar Rp380 miliar atau 47 persen berasal dari penjualan di proyek-proyek yang berlokasi di Jakarta dan Tangerang.
"Kami terus berusaha mengejar target penjualan di semester kedua melalui peluncuran produk-produk baru maupun pengembangan proyek baru," ungkap Archied dalam paparan publik yang disiarkan secara virtual, Rabu, 20 Juli 2022.
Selain perolehan marketing sales, perseroan juga berhasil menjaga stabilitas kinerja dari pendapatan berkelanjutan atau recurring income. Di semester pertama tahun ini, perseroan tercatat membukukan pendapatan berkelanjutan sebesar Rp338 miliar, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp333 miliar.
"Kontribusi recurring income bersumber dari penyewaan perkantoran, seperti South Quarter dan Intiland Tower, juga pengelolaan sarana dan prasarana, serta fasilitas golf dan olahraga yang berlokasi di Jakarta maupun Surabaya," paparnya.
Baca juga: Pasar Properti Membaik, Intiland Mulai Bangun Kawasan Terpadu di Surabaya |
Tahun ini, perseroan berupaya mendorong peningkatan penjualan lahan industri dan produk pergudangan. Pasalnya tingkat kebutuhan terhadap lahan industri dan properti pergudangan cenderung meningkat cukup pesat belakangan ini.
Mengantisipasi tren tersebut, perseroan telah memiliki sejumlah portofolio proyek untuk lahan industri maupun pergudangan. Selain mengembangan dua kawasan industri yakni Batang Industrial Park dan Ngoro Industrial Park di Mojokerto, Jawa Timur, perseroan juga memiliki portofolio pergudangan Aeropolis Techno Park yang berlokasi di dekat Bandara Internasional Soekarno Hatta di Tangerang.
Archied memproyeksikan industri properti masih akan terus beradaptasi dan mencari titik balik untuk kembali mencapai pertumbuhan. Perseroan terus berupaya maksimal menjaga pertumbuhan usaha secara jangka panjang.
"Pengembangan baru difokuskan pada proyek-proyek berjalan serta peningkatan penjualan dari inventori atau stok produk," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News