Serta memberikan kontribusi sebesar 13,57 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran seluruh insan pertanian yang bekerja keras untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Dalam rangka meningkatkan produktivitas petani, Pemerintah telah meluncurkan berbagai upaya dukungan pada awal 2024. Salah satunya adalah kemudahan dalam penebusan pupuk bersubsidi dengan menggunakan KTP. Selain itu, Pemerintah terus memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi dan menjaga keterjangkauan harga pupuk nonsubsidi.
Untuk mendukung percepatan tanam di masa tanam Oktober 2023-Maret 2024, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan untuk menambah alokasi pupuk subsidi sebanyak Rp14 triliun dengan volume 7,2 juta ton.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSMP) Dedi Nusyamsi mengatakan, sebagai insan pertanian, adalah tugas bersama untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.
Untuk mendukung keberhasilan tersebut, maka diperlukan dukungan seluruh insan pertanian, tidak terkecuali untuk Penyuluh Pertanian, Dosen, Widyaiswara dan Guru. BPPSMP melalui Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) menyelenggarakan TOT "Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional" pada 20-22 Februari 2024.
Baca juga: Kementan Siapkan SDM Unggul Sosialisasi Kebijakan Pupuk Bersubsidi |
"Saudara-saudaraku Widyaiswara, Dosen, Penyuluh Pertanian dan Guru serta insan pertanian lainnya telah menjadi tanggung jawab dan tugas kita untuk meningkatkan produksi dan produktivitas produk pertanian khususnya padi dan jagung," ujar Dedi, saat membuka Training of Trainer (TOT) Pupuk Subsidi dan Pengingkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional, Selasa, 20 Februari 2024.
Dia memastikan sarana dan prasarana seperti benih, bibit, pupuk, alsintan ada saat petani akan melakukan tanam. Pemerintah pun hadir memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi di lapangan.
Dedi juga menekankan pentingnya inovasi dan teknologi dalam mendongrak produktivitas pertanian. Widyaiswara, Dosen, Penyuluh Pertanian dan Guru dan insan pertanian lainya merupakan pendamping petani, sehingga dipastikan petani benar dan tepat dalam memilih benih dan bibit, penanganan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman, pemanfaatan IoT hingga proses panen dan pascapanen.
"Keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian. Untuk itu diperlukan langkah awal dalam rangka peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi kususnya dalam tata kelola pupuk bersubsidi, efisiensi penggunaan serta penerapan inovasi pertanian lainnya sebagai alternatif pengganti pupuk kimia, khususnya dalam rangka mencapai swasembada padi dan jagung," jelas Dedi.
Ketersediaan pupuk mencukupi
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran memastikan ketersediaan pupuk di Musim Tanam satu ini cukup.
"Pemerintah memastikan ketersediaan pupuk aman, maka petani fokus bertanam tanpa khawatir tidak inimendapatkan pupuk bersubsidi. Kami (Kementan) dengan PIHC akan mengawal distribusi pupuk subsidi di musim tanam ini," tegas Mentan.
Pada berbagai kesempatan, Mentan menegaskan bahwa pupuk adalah salah satu faktor penting dalam usaha tani. Maka dalam rangka peningkatan produktivitas pertanian nasional, khususnya untuk komoditas padi dan jagung. Pemerintah tetap berkomitmen untuk memberikan subsidi terhadap pupuk.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) Muhammad Amin melaporkan sebanyak 48.111 orang terdiri dari 189 Widyaiswara, 253 Dosen, 63 Guru, dan 47.606 penyuluh pertanian (PNS, PPPK, THL Pusat, THL Daerah, THL Pendamping, dan Mantri Tani) di seluruh Indonesia mengikuti kegiatan TOT secara hybrid pada 20 Februari 2024.
"Realisasi registrasi online peserta ToT saat ini mencapai 50.987 orang peserta dengan persentase mencapai 105,98 persen dari target sasaran peserta sebesar 48.111 orang. Melalui ToT ini diharapkan peran SDM pertanian seperti Widyaiswara, Dosen, Penyuluh Pertanian dan Guru untuk mendampingi petani dalam pengelolaan pupuk subsidi dan peningkatan produksi padi dan jagung Nasional berjalan sesuai dengan tujuan," ungkap Amin.
Narita salah seorang penyuluh pertanian dari kabupaten Bogor mengapresiasi penyelenggaraan TOT ini.
"Ini merupakan sarana kami para penyuluh untuk meningkatkan pengetahuan terkait sektor pertanian khususnya terkait pupuk subsidi. Bersama dengan petani dilapangan kami akan menerapkan apa yang telah kami dapatkan selama pelatihan ini," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News