Ilustrasi turis asing. Foto: AFP.
Ilustrasi turis asing. Foto: AFP.

Kaleidoskop Ekonomi Februari: Iuran BPJS dan Pariwisata RI Terganggu Korona

Ade Hapsari Lestarini • 21 Desember 2020 07:35
Jakarta: Dua berita terpopuler di kanal ekonomi Medcom.id yang banyak dicari pembaca pada Februari 2020 yakni soal BPJS Kesehatan dan pariwisata Indonesia yang mulai terganggu virus korona.
 
Saat itu, memang virus korona belum masuk ke Indonesia, namun sudah menyerang negara-negara seperti Tiongkok dan Korea Selatan. Berikut kaleidoskop ekonomi sepanjang Februari 2020.

Kenaikan Iuran Dibatalkan, Menkeu Bakal Tarik Suntikan ke BPJS

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku bakal menarik lagi dana suntikan yang telah diberikan kepada BPJS Kesehatan. Hal ini dilakukan untuk menanggapi permintaan Komisi IX yang ingin kenaikan iuran bagi peserta BPJS Kesehatan dibatalkan pemerintah.
 
Sri Mulyani menyebutkan pemerintah telah memberikan tambahan dana sekitar Rp13 triliun untuk menambal defisit BPJS Kesehatan tahun lalu. Suntikan dana ini diberikan dengan menaikan iuran bagi peserta penerima bantuan iuran (PBI) sejak Agustus.

"Sampai akhir 2019, bahkan jika meminta Perpres (kenaikan iuran) dibatalkan maka menteri keuangan yang sudah transfer Rp13,5 triliun di 2019, saya tarik kembali," kata dia dalam rapat gabungan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 18 Februari 2020.
 
Jika kenaikan iuran dibatalkan sementara uang yang diberikan pemerintah sudah masuk, Sri Mulyani khawatir ini akan menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Padahal suntikan dana pemerintah dimaksudkan untuk membuat BPJS Kesehatan tetap bisa menjalankan kewajibannya.
 
"Berarti BPJS Kesehatan dalam posisi blong (defisit) Rp32 triliun itu juga harus dilihat ya. Sebab PBI dan ASN, kami semua sudah masukkan di 2019. Kalau tidak jadi dinaikkan tapi jadi dibayarkan, ini akan jadi temuan BPK," jelas dia.
 
 
 
 

Dilema Sektor Pariwisata RI di Tengah Kekhawatiran Korona

Geliat pariwisata di Tanah Air turut terpukul akibat ancaman merebaknya wabah korona. Jumlah pengunjung di objek wisata yang kerap dikunjungi wisatawan Tiongkok dipastikan mengalami penurunan.
 
Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Budijanto Ardiansjah mengatakan penyetopan akses masuk wisatawan Tiongkok ke Indonesia telah dilakukan lantaran banyaknya penerbangan langsung dari dan ke negara Tirai Bambu itu. Hal ini menjadi dilematis lantaran pemerintah tengah mendongrak target pariwisata di Indonesia melalui pengembangan lima wisata super prioritas.
 
"Saat ini penerbangan dari Wuhan ke Bali sudah disetop untuk sementara. Keinginan untuk menutup penerbangan langsung dari beberapa kota di Tiongkok harus dikaji dengan matang karena menyangkut dampak perekonomian yang besar. Akan tetapi melindungi warga Indonesia juga hal yang sangat penting," ungkapnya seperti dikutip dari News Research Center (NRC) Media Group, Rabu, 5 Februari 2020.
 
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisatawan Tiongkok ke Indonesia setidaknya mencapai 2,13 juta pada 2018. Meski ada penurunan pada 2019, angkanya tetap signifikan menjadi 1,91 juta pada 2019.
 
"Harapan kita tentu saja pemerintah harus dapat mengambil tindakan yang tepat sehingga kunjungan wisatawan Tiongkok ke Indonesia dapat diseleksi secara double check mulai dari bandara keberangkatan sampai bandara kedatangan," imbuh dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan