Ilustrasi Medcom.id.
Ilustrasi Medcom.id.

Ekonom Sebut Inflasi Cenderung Terkendali Jika Stok Pangan Aman

Juven Martua Sitompul • 05 September 2022 22:21
Jakarta: Sektor energi dan pangan disebut menjadi penyumbang terbesar dalam kenaikan inflasi. Diperlukan kebijakan untuk meminimalisir dampak dari penaikan BBM bersubsidi, salah satunya menjaga ketersediaan stok pangan di masyarakat.
 
"Jadi memang sumber inflasi sampai dengan Agustus 2022 ada di energi dan pangan. Di September 2022 energi akan naik seiring penyesuaian tarif BBM. Maka untuk meminimalisir dampak itu, inflasi pangan harus turun," kata Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman kepada wartawan di Jakarta, Senin, 5 September 2022.
 
Dengan demikian, kata dia, langkah pemerintah memperkuat stok pangan usai kenaikan BBM bersubsidi bisa membantu menekan angka inflasi. Menurut dia, pengendalian pangan berpengaruh pada kenaikan inflasi secara umum.

"Jadi jika berhasil dilakukan memang inflasi umum naiknya akan cenderung terkendali," ucap dia.
 
Faisal mengatakan pengendalian inflasi pangan tidak hanya penting bagi upaya menekan inflasi secara umum tetapi juga menjaga daya beli masyarakat. "Selain itu, menjadi penting pengendalian inflasi pangan ini karena pangan adalah kebutuhan pokok sehingga akan berkaitan erat dengan daya beli," ucap dia.
 
Faisal memperkirakan kenaikan harga ketiga jenis BBM berisiko dapat memangkas pertumbuhan ekonomi. Sampai dengan semester pertama 2022, ekonomi Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,23 persen didukung oleh naiknya mobilitas setelah pelonggaran PPKM, bansos dari pemerintah, dan kinerja ekspor yang tinggi di tengah naiknya harga komoditas unggulan.
 
"Dengan demikian, kami masih melihat ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh di kisaran 5 persen secara full-year pada 2022 ini," kata dia.
 
Kenaikan harga BBM juga akan memicu naiknya inflasi karena dampak langsung dan dampak lanjutan pada inflasi seperti naiknya harga jasa transportasi, distribusi, hingga kenaikan sebagian harga barang dan jasa lainnya pula. Inflasi pada akhir 2022 diprediksi berada pada kisaran 6,27 persen.
 
"Angka 6.27 persen itu sudah memperhitungkan inflasi pangan yang cenderung terkendali walau sudah memasukan dampak pengaruh inflasi BBM ke pangan ya karena terkait distribusi," tegas dia.

Beli sesuai HPP

Sementara itu, peneliti INDEF Rusli Abdullah mengatakan pemerintah harus memberikan harga yang layak untuk gabah petani. "Bulog, pemerintah di sini harus turun pastikan agar harga pembelian Bulog sesuai HPP (Harga Pokok Penjualan), kalau seandainya petani mau menjual ke pembeli lain di atas HPP itu hak petani," kata Rusli dihubungi terpisah.
 

Baca: Airlangga Instruksikan Kepala Daerah Turunkan Inflasi di Bawah 5%


Rusli berpendapat kenaikan harga akibat dampak kenaikan harga bbm tidak akan jauh karena sebenarnya harga bahan pangan seperti telur dan gandum sudah naik sebelumnya.
 
"Sebenarnya sudah naik dari bahan olahan, gandum, telur, ditambah komponen di transportasi. Berapa kenaikannya? Ini tidak separah kalau seandainya kenaikan harga pakan naik sekian persen," kata Rusli.
 
Pemerintah perlu memainkan peran dalam menjaga ketersediaan bahan pangan, khususnya beras. "Ada dua pihak, petani pingin harga tinggi, produsen pengen harga terjangkau," kata Rusli.
 
Meski sekarang ada kritik kepada pemerintah karena menaikkan harga BBM, namun Rusli mengatakan hal ini tidak akan berlangsung lama. "Dalam satu dua bulan akan ada adjustment, ada titik keseimbangan baru. Saya kira untuk untuk mencapai keseimbangan baru, tentu ada yang terdampak, artinya masyarakat bagian bawah," kata Rusli.
 
Ditambah lagi sebelum menaikkan harga BBM, Presiden Jokowi sudah membagi BLT. Sedikit banyak keberadaan BLT untuk membantu masyarakat rentan menghadapi kenaikan harga karena BBM.
 
"Pemerintah sudah menyiapkan BLT, sebagai bumper. Namun bagaimana implementasinya di lapangan, BLT harus tepat sasaran," tegas Rusli.
 
Pemerintah secara intens memonitor dan mengevaluasi penerapan kebijakan pangan nasional agar sesuai dengan kondisi terkini. Salah satunya, melakukan penguatan stok beras.
 
"Dalam Rakortas diputuskan yang pertama tentang kebijakan pembelian gabah/beras petani dengan fleksibilitas harga dan yang kedua adalah Badan Pangan Nasional menugaskan kepada Perum Bulog dalam rangka penguatan stok CBP untuk melakukan pembelian gabah/beras dengan menggunakan fleksibilitas harga," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memimpin Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Kebijakan Pangan beberapa waktu lalu.
 
Ketua Umum Partai Golkar itu juga menjelaskan pada Agustus 2022, bahan makanan mengalami deflasi sebesar 2,64 persen (mtm). Secara rinci, komoditas bahan makanan yang memberikan andil deflasi pada Agustus 2022 adalah bawang merah 0,15 persen, cabai merah 0,12 persen, cabai rawit 0,07 persen, minyak goreng 0,06 persen, daging ayam ras 0,06 persen, tomat 0,03 persen, ikan segar, jeruk, dan bawang putih masing-masing 0,01 persen.
 
Sedangkan komoditas yang memberikan andil dalam inflasi, yaitu telur ayam ras dan beras masing-masing 0,02 persen. BPS juga mencatat inflasi IHK (indeks harga konsumen) pada Agustus 2022 sebesar 4,69 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,94 persen (yoy).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(JMS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan