"Selama lima tahun belakangan ini, Republik Indonesia ramai membicarakan diskursus terkait Cita Indonesia Emas 2045. Pada usia 100 tahun nanti, Indonesia diharapkan menjadi negara berdaulat, maju, dan berkelanjutan. Pertanyaan penting bagi kita semua, bagaimana peran orang muda dalam gambaran besar Indonesia Emas tersebut?" ujar aktivis muda Arief Rosyid Hasan, Kamis, 29 Februari 2024.
Arief menuturkan, pihaknya memilih Surakarta sebagai lokasi pidato kebudayaan, karena kekayaan budaya dan tradisi, serta transformasi yang ikut digerakkan anak muda. Hal tersebut relevan dengan tolok ukur cita Indonesia Emas 2045 adalah negara dengan tingkat perekonomian yang tinggi, penduduknya sehat dan produktif, berkebudayaan maju, serta mempunyai kualitas sumber daya manusia yang unggul.
Baca juga: Bahlil Ajak Pemuda Berkolaborasi untuk Wujudkan Indonesia Emas |
"Dalam perjalanan selama kurang lebih satu dekade ini, Alhamdulillah saya berkesempatan berkeliling ke 400 kabupaten/kota, mendengar aspirasi anak muda di berbagai daerah di Indonesia, mencari bentuk dan gagasan untuk pemuda Indonesia ke depan," tegas Arief.
Ketua Umum PB HMI 2013-2015 tersebut juga menyoroti satu hal yang dinilainya penting dalam membangun Gerbong Pemuda menuju Indonesia Emas 2045.
"Aksi nyata pemuda yang kreatif dan inovatif, bersama bergerak menuju keemasan Indonesia sudah pasti menjadi kunci. Di sisi lain, yang tidak kalah penting adalah diseminasi dan impartasi nilai untuk mendorong semangat serta menginspirasi para pemuda, bukan hanya dalam kelompok tertentu, tetapi pemuda di seluruh Indonesia," jelas Arief, dalam pidatonya bertajuk "Gerbong Pemuda dan Visi Indonesia Emas 2045".
Pemuda jangan terbawa arus zaman
Selain itu, Arief juga menyoroti kehadiran teknologi dan arus zaman jangan sampai membawa pemuda terlena dan tenggelam.
Dia mengatakan, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang dirancang oleh Bappenas menyatakan sasaran yang hendak dicapai pada 2045 nanti, di antaranya adalah, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia setara dengan pendapatan per kapita negara maju, serta meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia di tingkat global.
"Dalam mencapai dua hal itu, perlu kita ingat teknologi adalah sebuah tool atau alat. Jangan sampai alat yang seharusnya membantu kita, malah memperalat kita. Secanggih apapun teknologi, peran pemuda yang unggul dalam frame Indonesia Emas," sambung dia.
Oleh karena itu, dia menekankan, kunci untuk memenangkan Indonesia Emas 2045 adalah dengan menguasai masa lalu, masa kini, dan masa depan. Menguasai masa lalu bukan artinya terjebak di masa lampau atau terkungkung dan kolot. Menguasai masa kini tidak menganggap masa lalu usang atau tidak relevan. Sedangkan menguasai masa depan bukan hanya sikap berkhayal dan berangan-angan, tanpa adanya dasar berpijak dari masa lalu dan masa kini.
Baca juga: Apa Itu Indonesia Emas 2045? |
Surakarta merupakan kota ketiga Arief menyampaikan pidato kebudayaannya. Sebelumnya, ia telah menyapa dan menyampaikan pidato kebudayaan di hadapan pemuda Padang, Sumatra Barat, serta Makassar, Sulawesi Selatan. Arief juga menyampaikan pentingnya mengakomodasi dan memberi kanal-kanal bagi pemuda.
"Kita sudah melihat contoh dari beberapa negara yang jumlah usia produktifnya banyak, tetapi gagal memaksimalkan bonus demografinya. Oleh sebab itu, kanalisasi menjadi hal yang krusial untuk dapat mengakomodasi minat, bakat, serta ekspertise pemuda Indonesia yang kaya beragam," ujar dia.
Arief menyampaikan Pidato Kebudayaan di hadapan lebih dari 300 orang muda di Pendopo Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah, Rabu, 28 Februari 2024. Pidato Kebudayaan ini dipersembahkan oleh Merial Institute, sebuah lembaga think tank yang ikut didirikan oleh Arief. Merial berfokus mengawal isu kepemudaan dalam implementasi Kebijakan Publik (Public Policy), Kepemudaan (Youth), dan Riset (Research).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News