"Peningkatan kinerja tersebut didukung oleh peningkatan penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau," jelas Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam siaran pers, Jumat, 9 September 2022.
Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh 1,3 persen (mtm) setelah sebelumnya mengalami kontraksi selama tiga bulan terturut-turut. Hal ini terutama didorong oleh peningkatan penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta perbaikan kelompok suku cadang dan aksesori.
Baca juga: Kemenperin Optimistis Industri Makanan dan Minuman Melesat 7% |
Sementata, pada periode Juli 2022, hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) mengindikasikan kinerja penjualan eceran tumbuh lebih tinggi, tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2022 yang tercatat sebesar 200,2, atau tumbuh 6,2 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,1 persen (yoy).
"Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan penjualan pada hampir seluruh kelompok barang, di antaranya pada subkelompok sandang sebesar 59,4 persen, yoy dan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 67,2 persen, yoy," katanya.
Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran pada Juli 2022 tercatat -3,1 persen (mtm), membaik dari -11,8 persen (mtm) pada bulan sebelumnya, terutama pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, subkelompok sandang, serta kelompok barang budaya dan rekreasi.
Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada Oktober 2022 menurun dan Januari 2023 meningkat. Ekspektasi Harga Umum (IEH) Oktober 2022 tercatat 135,3, lebih rendah dari 137,5 pada bulan sebelumnya. Sementara IEH Januari 2023 tercatat 144,7 atau lebih tinggi dari 138,5 pada bulan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News