Direktur Utama YELO Wewy Susanto menjelaskan total dana maksimal yang dihimpun dari rencana right issue adalah Rp1,53 triliun. Aksi korporasi ini diambil demi memperkuat pengembangan Viberlink sebagai layanan unggulan terkait penyediaan internet cepat dan terjangkau ke seluruh pelosok desa.
"YELO melalui anak usaha Viberlink terus berupaya mewujudkan pemerataan konektivitas ke desa-desa di Indonesia," ujar Wewy, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 9 November 2022.
Seperti diketahui, layanan internet Viberlink memanfaatkan kabel serat optik 100 persen dengan kecepatan mencapai 100 mbps sampai dengan satu gbps per rumah. Perseroan menargetkan layanan ini bisa dinikmati di 592 kota kabupaten dan 18 ribu Desa di Pulau jawa.
Baca: Catat Ya! 21 November Upah Minimum Provinsi Diumumkan |
Viberlink juga meluncurkan Viberlink Academy untuk melatih dan menciptakan tenaga andal di bidang pemasaran dan pemasangan teknologi fiber optic. Program ini diharapkan dapat melahirkan entrepreneur baru dan lapangan kerja bagi 2.000 orang.
Dampak sosial ekonomi dan pembangunan digital ecosystem di desa, lanjut Wewy, akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Google, Temasek, dan Bain & Company dalam laporan bertajuk 'e-Conomy SEA' memproyeksikan ekonomi digital Tanah Air bisa mencapai USD77 miliar pada 2022.
Bahkan, nilainya terus meningkat hingga USD130 miliar pada 2025 dan diprediksi pada 2030 akan tumbuh tiga kali lipat senilai USD220 miliar-USD360 miliar. Melalui Viberlink, lanjutnya, pihaknya berharap dapat meningkatkan pemberdayaan ekonomi digital terutama wilayah desa pelosok.
"Baik untuk kegiatan pendidikan, pertanian, maupun industri kreatif sehingga mampu berkembang pesat," pungkas Wewy.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News